Menurut dia, saat ini ada dua keinginan berbeda di internal koalisi antara menjadi oposisi atau gabung dengan pemerintah.
Baca: Fairuz A Rafiq Ungkap Momen Terakhir Galih Ginanjar Bertemu Anaknya yang Dia Ragukan
Baca: Pemilik Akun FB Penyebar Hinaan Lambang Negara Belum Ditetapkan Polres Blitar Jadi Tersangka
Baca: Bagaimana app menggerakkan unjuk rasa tanpa pemimpin di Hong Kong?
Soal keputusan tersebut, kata Dahnil, nantinya akan ditentukan sendiri oleh Prabowo.
"Saya pikir masih sangat dinamis tentu secara politik, kita butuh sharing ide, sharing gagasan, sharing power, tapi sisi lain kita butuh sekali oposisi yang kuat," ujar dia.
Membentuk koalisi baru
Menurut Dahnil saat ini koalisi tengah menyiapkan langkah-langkah politik selanjutnya selanjutnya setelah adanya keputusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).
Di antaranya membentuk koalisi baru dengan nama Kaukus Partai Politik. Koalisi tersebut berisi partai-partai yang sebelumnya mendukung Prabowo-Sandi.
Tujuannya untuk mewadahi silaturahmi antara Prabowo dan bekas partai pengusung.
"Banyak hal yang akan dibicarakan bersamaan. Nanti ada coffee morning istilahnya.
Nanti ada coffee morning di Hambalang bicara langkah-langkah politik," kata dia.
Arief Poyuono Bujuk Prabowo Merapat ke Jokowi
Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra, Arief Poyuono menyebut jika partainya lebih baik bergabung dengan pemerintahan Jokowi ketimbang menjadi oposisi.
Arief Poyuono sendiri mengatakan, dirinya akan menjadi kader Gerindra yang mendorong Prabowo Subianto untuk bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi-Maruf Amin.
Hal itu disampaikan Arief Poyuono saat diwawancara dalam program Prime Talk Metro TV.
Meski begitu, kata Arief Poyuono, hingga saat ini belum ada pertemuan internal Gerindra untuk membahas hal itu.