Menurut Arsul tidak ada yang tahu mengenai portofolio atau struktur kabinet Jokowi-Maruf Amin nanti.
Pihak yang tahu bagaimana kabinet ke depan hanya Jokowi sendiri.
"Soal bagaimana portfolio di kabinet, siapa orangnya, itu yang tahu Pak Jokowi dan Allah SWT," tuturnya.
Menurutnya rencana Jokowi mengkomunikasikan dengan internal koalisi dalam menyusun kabinet bukan merupakan bagian dari resistensi 9 partai pengusung terhadap masuknya partai baru ke dalam pemerintahan.
Pembicaraan internal patai koalisi Indonesia Kerja (KIK), hanya untuk memberi saran apakah perlu atau tidak menambah partai koalisi.
Baca: Yakin Suaminya Tak Bersalah Soal Ikan Asin, Menurut Barbie Kumalasari Ada yang Perlu Diluruskan
Baca: Patuhi Keputusan Pemerintah, GOJEK Berlakukan Tarif Baru di 41 Kota
"Bahwa setiap partai karena belum bertemu, belum bersepakat, tentu boleh dong setiap partai yang ada di koalisi itu menyampaikan sudut pandang tentang apakah koalisi pemerintahan yang akan datang perlu mengambil partai yang ada di koalisinya Pak Prabowo," katanya.
Apalagi saat ini partai-partai yang ada di parlemen, cenderung kurang setuju terhadap wacana bergabungnya partai di luar KIK.
"Apalagi kan di dalam koalisi partai ini (KIK) kan juga belum tahu kita apakah semua dapat portofolio di kabinet atau tidak. itu kan belum tahu juga," katanya.
Isu susunan kabinet
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi dengan santai terkait beredarnya susunan kabinet pemerintahan capres Joko Widodo (Jokowi) dan cawapres Ma'ruf Amin.
"Ya namanya isu kan, enggak usah terlalu ditanggapi," ujar Moeldoko sembari tertawan di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Moeldoko yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf menilai susunan kabinet yang beredar di dunia maya, selalu berubah-ubah dan tidak perlu dipikirkan.
"Hampir setiap minggu berubah, tanya yang buatlah," ucap mantan Panglima TNI itu.
Menurutnya, dalam penentuan jajaran menteri pada pemerintahan ke depan, merupakan hak prerogatif Presiden dan bukan urusan lainnya.