TRIBUNNEWS.COM - Secara tidak langsung, penggunaan media sosial sudah mengubah pola komunikasi dalam masyarakat.
Bahkan kerap dijumpai kasus-kasus gangguan mental yang disebabkan oleh media sosial.
Tak jarang pula, seseorang kerap membandingkan kehidupan pribadinya dengan hidup orang lain.
Sehingga bisa memicu stres dan depresi pada kesehatan mental seseorang.
Media sosial bukanlah penyebab langsung dari munculnya depresi, tapi media sosial merupakan fasilitas untuk melakukan kebiasaan yang berujung stress dan depresi.
Takut Ketinggalan Informasi
Media sosial bisa mendekatkan yang jauh, tetapi juga bisa menjauhkan yang dekat.
Kemudian memunculkan rasa terisolasi dari lingkungan sekitar.
Pada sebuah studi yang dikutip Kompas.com dari laman Live Science tahun 2017, banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dan dikaitkan dengan perasaan terisolasi secara sosial.
Di sisi lain, media sosial dapat menyebabkan Fear of Missing Out (Fomo), yaitu perasaan takut atas ketertinggalan sesuatu.
Sehingga seseorang cenderung lebih sering melihat media sosial agar tetap terus bisa mengikuti suatu tren.
Doom Scrolling
Ini merupakan kondisi perilaku manusia yang cenderung terus mencari informasi di internet.
Perilaku tersebut masih berhubungan dengan fomo.