Akses menuju stadion pun mudah, berjarak sekitar 8,9 kilometer dari Bandar Udara Internasional Sentani.
Dari Bandar Udara Internasional Sentani, Stadion Lukas Enembe dapat ditempuh dalam waktu 16 menit dengan kendaraan roda empat.
Sementara itu, jarak Stadion Lukas Enembe dengan Rumah Sakit Yowari, juga terbilang dekat berjarak 15 kilometer, bisa dicapai dalam waktu 20 menit.
Kehadiran Stadion Lukas Enembe telah menjadikan ikon tersendiri bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Papua dengan memiliki fasilitas yang berstandar internasional.
Stadion Lukas Enembe memiliki lapangan sepak bola berstandar FIFA, dengan sarana pendukung lainnya.
Jenis rumput yang digunakan di stadion itu adalah Zoysia Matrella (Linn) Merr atau rumput Manila yang lazim digunakan di stadion-stadion besar, salah satunya di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.
Lintasan atletik sintetis di Stadion Lukas Enembe juga bersertifikasi kelas satu standar federasi atletik internasional (IAAF).
Arena atletik berkelas dunia itu dilengkapi pula dengan sebuah lapangan pemanasan.
Stadion Lukas Enembe memiliki fasilitas pencahayaan yang menggunakan LED teknologi DMX dari Philips, bisa mengikuti beat musik dengan kekuatan 1.800 lux.
Selain itu, scoring board perimeter atau papan skor digital yang terpasang di dua sisi tribun juga didatangkan dari Eropa.
Begitu pula dengan 88 unit perangkat sound system yang didatangkan langsung dari Jepang.
Secara keseluruhan, teknologi di stadion itu memang sudah sangat modern.
Dari keunggulan dtersebut, Stadion Lukas Enembe dinilai bisa digunakan untuk menggelar event sekelas Olimpiade.
Berdiri di atas lahan seluas 13 hektar, pembiayaan pembangunan Stadion Lukas Enembe berasal dari APBD Provinsi Papua senilai Rp 1,3 triliun.
Stadion Lukas Enembe diklaim sebagai stadion terbaik dan termegah kedua yang ada di Indonesia, setelah Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Pasalnya selain didukung teknologi modern, bagian luar stadion juga dikelilingi ornamen fasad baja melengkung dengan menonjolkan ukiran khas Papua yang menambah kesan etnik.
(Tribunnews.com/Laura Hilmi)