Stadion Atletik ini menjadi bagian dari infrastruktur olahraga modern yang dibangun PT Freeport Indonesia (PTFI) yang dibangun di atas lahan seluas total 12,5 hektare milik Pemerintah Kabupaten Mimika.
Dibangun sejak 2014 dan selesai pada 2016, Mimika Sport Complex terdiri dari Stadion Indoor yang dapat dipakai untuk cabang bola basket, bola voli, dan bulu tangkis berkapasitas 5.000 penonton.
Selain itu, ada juga Asrama Atlet dengan 56 kamar untuk menampung 112 orang.
Selama digelarnya PON di klaster Mimika, Stadion Indoor difungsikan sebagai arena cabang bola basket dan Stadion Atletik untuk seluruh nomor lomba cabang atletik.
Sementara itu, keberadaan infrastruktur olahraga yang dibangun berdesain modern dan megah untuk perhelatan PON XX Papua 2021 dinilai menjadi kebanggaan masyarakat Papua dan Mimika.
Venue-venue yang dibangun dengan biaya tak sedikit diharapkan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin usai PON XX Papua 2021.
Dalam rilis laman resmi PON XX Papua 2021, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, pihaknya berencana memusatkan pelatihan atletik di wilayah Indonesia Timur berada di daerah Mimika Sports Complex.
Luhut menilai Mimika Sports Complex bertaraf internasional sangat lengkap untuk semua nomor atletik.
"Ke depan, kita buat Papua ini berubah. Jadi untuk Indonesia Timur itu kita akan training center di Timika. Mungkin ada 25 atau puluhan atletik," ujar Luhut seperti rilis Humas PON XX Papua 2021 pada Selasa, (5/10/2021).
Pusat pelatihan atletik di MSC ini akan membina dan mendidik para atlet cabang lari nomor 100 meter, 200 meter, 400 meter, lempar lembing dan tolak peluru.
Para atlet pusat pelatihan berasal dari daerah timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua.
Pelatih yang disiapkan pun akan direkrut dari mantan atlet yang memiliki rekam jejak prestasi yang baik, sehingga para calon atlet dari Indonesia Timur siap untuk bertanding di kancah internasional.
Tak hanya mengasah bakat dalam bidang atletik saja, para atlet juga akan diberikan pembelajaran akademis seperti fisika, bahasa Inggris dan wawasan kebangsaan untuk mempersiapkan masa depan mereka.
"Program ini harus dibuat fokus dan terukur, agar bisa masuk dalam tataran dunia internasional. Tanpa itu, kita tidak mungkin bisa," tegas Luhut.
(Tribunnews.com/Laura Hilmi)