TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil riset Tren Pasar Properti semester I-2021 yang dilakukan perusahaan pencarian properti Lamudi menyatakan, dalam lima tahun terakhir demografi pencari properti usia 25 sampai 45 meningkat.
Mayoritas pencarian properti dilakukan oleh mereka yang berada di rentang usia 25 sampai 34 sebagai kelompok pencari properti yang terbanyak.
“Kaum milenial dan generation Z menginginkan kemudahan dalam setiap proses perjalanan properti dari pencarian hingga pembelian. Demografi ini menginginkan kemudahan informasi dan tentunya adanya kesinambungan narasi antara penjualan online dan offline,” ungkap Michael Ignetius Kauw, VP Corporate Sales Lamudi.co.id, baru-baru ini.
Dalam diskusi Bincang Properti: Strategi Omnichannel: Kunci Gaet Next-Gen Property Buyers Selasa (12/10/2021) lalu ditemukan adanya kebutuhan yang tinggi di kalangan milenial dan generasi Z dalam mendapatkan kemudahan dalam pencarian properti yang mereka ingini.
Baca juga: Faisal Basri Sindir Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Ini Proyek Properti atau Proyek Kereta?
Karenanya, industri properti kini mulai beralih ke teknik pemasaran omnichannel yang mengedepankan kemudahan proses pencarian properti.
Omnichannel marketing menitikberatkan kepada implementasi strategi pemasaran yang mengkombinasikan penjualan secara online dan in-store yang terhubung dengan satu branding narasi yang konsisten.
Baca juga: Mengenal Fitur-fitur Pinhome, Aplikasi Jual-beli Properti, dari Rumah, Apartemen Sampai Ruko
Dalam omnichannel marketing, strategi periklanan terintegrasi dan bertujuan pada pengalaman konsumen dibandingkan mengedepankan kuantitas.
“Makin tereksposnya kaum milenial dan generasi Z terhadap perkembangan teknologi digital menjadi tantangan sendiri untuk para pengembang properti," ujar Michael.
Baca juga: Rumah Bersubsidi Jadi Incaran Gen Z dan Milenial, Rusun dan Tapak Jadi Favorit
Menurutnya, penerapan omnichannel marketing memastikan bahwa pengalaman pelanggan tetap konsisten di semua channels, dengan menyatukan semua titik penjualan dengan satu narasi yang selaras dengan identitas brand itu sendiri.
Baca juga: Perumnas Genjot Proyek TOD Setelah Lunasi Pembayaran MTN Jatuh Tempo
Meningkatnya preferensi para pengembang properti terhadap metode pemasaran hybrid (offline dan online) menunjukan bahwa industri properti tanah air makin terbuka terhadap penggunaan teknologi untuk meningkatkan layanannya.
Skema Roadmap Digital Indonesia 2021-2024 yang dikeluarkan oleh Kemenkominfo, telah mengkategorikan industri real estat sebagai sektor ekonomi prioritas.
“Sebagai pelaku industri properti sudah semestinya kami beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Perlu ditekankan kepada seluruh developer Indonesia bahwa pemasaran online dan offline bukanlah sebuah opsi melainkan sebuah keharusan,” ujar Theresia Rustandi, Wakil Ketua Umum Realestat Indonesia (REI).
Albert Sanjaya, General Manager Cimanggis Golf Estate mengatakan, adanya peningkatan preferensi pengembang terhadap metode pemasaran online tidak akan menggantikan penjualan in-store yang sudah dijalankan selama ini.
"Justru pemasaran online harus berjalan seiringan dari penjualan offline untuk meningkatkan kepuasan generasi milenial dan generasi Z ini. Itulah esensi dari strategi omnichannel marketing,” kata dia.