TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prospek industri properti diprediksi makin cerah seiring dengan pemulihan ekonomi nasional yang terus berlangsung.
Hal ini didukung masih tingginya kebutuhan untuk memiliki rumah di Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan milenial memiliki rumah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) memberikan kemudahan dengan meluncurkan fitur Graduated Payment Mortgage (GPM) dalam produk KPR BTN Gaess for Millenial.
Fitur GPM memiliki keunggulan utama di antaranya Suku bunga promo lebih rendah dan diperhitungkan secara berjenjang yaitu sebesar 4,75% selama 2 tahun pertama pinjaman.
Kemudian bunga naik 1% tiap tahun selama 3 tahun pertama, sehingga besar angsuran GPM lebih rendah dibanding angsuran KPR reguler pada awal masa kredit. Setelah itu, pembayaran angsuran akan meningkat secara stabil sesuai dengan asumsi kenaikan penghasilan calon debitur setiap tahunnya.
Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menilai kebutuhan pemilikan rumah yang tinggi membuat perseroan mencari solusi yang tidak memberatkan bagi kalangan milenial terutama dari sisi angsuran setiap bulannya.
Baca juga: BTN Genjot Penyaluran Kredit Rumah BP2BT
Dengan suku bunga KPR yang rendah dan angsuran terjangkau diyakini akan menggairahkan sektor perumahan di Tanah Air.
"Kaum Milenial terutama yang baru berumah tangga pastinya punya keinginan memiliki rumah. Kita coba mewujudkan keinginan mereka dengan solusi yang tidak memberatkan dengan fitur GPM," jelas Nixon dalam keterangan resminya, Minggu (31/10/2021).
Menurut Nixon, dengan berbagai solusi kemudahan yang ditawarkan Bank BTN, diharapkan membuat kaum Milenial tidak menunda untuk membeli rumah. Jika kaum Milenial antusias memiliki rumah, lanjut Nixon, akan mendorong sektor perumahan khususnya KPR Non Subsidi kembali menggeliat.
"Kami optimistis prospek industri properti akan semakin cerah, seiring kebutuhan milenial miliki rumah yang tinggi. Bank BTN sudah menyiapkan infrastruktur pendukung untuk bisa memenuhi kebutuhan rumah yang tinggi. Kami targetkan tahun depan bisa melakukan pembiayaan rumah sekitar 250.000 hingga 300.000 unit," jelas Nixon.
Baca juga: Gandeng BTN, Peserta BP Jamsostek Bisa Kredit Rumah Rp 500 Juta
Dia menuturkan, kebutuhan rumah yang tinggi saat ini akan menjadi sentimen positif bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada para nasabah.
"Kebutuhan pemilikan rumah yang tinggi harus diimbangi oleh kecepatan dan kemudahan pelayanan bagi para debitur dan calon debitur. Bank BTN terus melakukan transformasi untuk mewujudkan hal tersebut," katanya.
Sementara Directors Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus mengungkapkan, prospek sektor perumahan tahun depan masih sangat bagus, pasalnya selain angka backlog yang tinggi, pertumbuhan rumah tangga baru/ keluarga baru (household) juga masih positif.
“Untuk saat ini, Investasi di sektor perumahan bagi keluarga yang baru menikah menjadi waktu yang tepat setelah hampir 2 tahun pandemi Covid melanda Tanah Air dan dunia. Pertimbangan investasi di sektor ini antara lain karena banyaknya aset properti yang dijual di bawah harga pasar, bahkan masih ada yang memberikan diskon,” ungkap Anton.