“Jumlah unit rumah subsidi yang kita realisasikan tahun ini mencapai 1550 unit. Seharusnya bisa lebih jika kuota FLPP tak habis karena unit ready stock kita mencapai 900 unit,” imbuh Herman.
Dia berharap di sisa waktu tahun 2021 ini pemerintah akan melakukan penambahan kuota rumah subsidi.
Baca juga: Gandeng KAI, Perumnas Kembangkan Konsep Rumah Tapak Terintegrasi dengan KRL
Terkait prospek pasar rumah subsidi tahun depan, Junaidi mengaku kondisi pasar rumah subsidi selalu besar karena kebutuhan masyarakat tetap ada.
Seperti selama 2 tahun ini di tengah pandemi, realisasi unit rumah subsidi tetap tinggi.
"Bisa saja tahun depan akan mandek tak ada pembangunan karena ada salah satu aturan dari Undang Undang Cipta Kerja, terkait peralihan dari Izin Membangun Bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) ternyata belum bisa jalan,” tegasnya.
Dia menjelaskan, PBG merupakan amanat UU Cipta Kerja dan otomatis IMB menjadi gugur. Sayangnya saat ini pemerintah daerah belum siapkan Perdanya, dan tidak sejalan dengan pusat.