Karena, jika Fatimah pulang ke rumah, tidak ada yang mengurus. Makanya, dengan rela hati dan ikhlas, teman-teman yang mengurus Fatimah. Begitu besar persaudaraan antara mereka sesama jamaah.
Tali silaturahmi yang mereka bangun, ternyata tidak saja ketika di Istiqlal. Setelah Ramadan, ketika mereka pulang ke rumah masing-masing, mereka saling menanyakan kabar lewat telepon.
Terkadang, jamaah yang tinggal di Jakarta saling janjian untuk ketemu, ngobrol, bahkan jalan-jalan. "Makanya kita hapal satu sama lain. Kalau di Jakarta masih bisa ketemu, makan, jalan, dan ikut jalan. Cerita dan curhat-curhat," kata Fatimah.
"Kalau sakit ya kita saling bantu. Saya mau pulang, ditahan sama teman-teman, dan mereka membantu saya. Saya ke sini bawa banyak pakaian. Semuanya masuk di dua tas besar. Tapi ada juga ibu-ibu yang datang ke sini membawa anak kecil. Ya untuk keamanan barang-barang, kita sama-sama menjaga. Kita mandi, buka puasa, dan sahur di sini," ungkapnya.