"Banyak jemaah yang tersesat saat hendak pulang menuju ke hotelnya setelah mereka salat di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram. Padahal hotel yang ditinggalinya hanya berjarak 100 meter. Akan tetapi karena ada rasa sombong (takabur) dan riya’ maka penglihatan mereka ditutup sama Allah sehingga untuk pulang menuju hotel yang jaraknya dekat tidak pernah bertemu," jelas Nuruddin.
Menurut pengakuan salah seorang jemaah, dirinya pernah menerima pengalaman pahit itu pada bulan Juni 2011 lalu. Kisahnya, teman serombongannya yang bernama AHM berprofesi sebagai nakhoda kapal kargo luar negeri. AHM menceritakan pengalamannya selama berada di dalam kapal bahwa seluruh benda terkecil pun bisa dimonitor dengan radar dan kompas.
Kala itu, dua puluh meter sebelum keluar halaman Masjid Nabawi, AHM mengatakan jika menggunakan penunjuk arah maka hotel yang dituju berada di sebelah barat masjid. Setelah AHM mengatakan hal itu, selama dua jam hotel Dar Al Eiman Grand Hotel di Off Siteen Street Central Area Madinah tempat tinggal keduanya tidak pernah ditemuinya. Setelah mereka mengucap istighfar (tobat) barulah berjumpa hotelnya.
"Subhanallah. Dua jam lebih kami berputar-putar mencari hotel namun tidak menjumpainya. Bahkan saya bertanya kepada polisi dan orang-orang setempat, mereka pun menunjukkan arah hotelnya. Tetapi saat kami mendatanginya, hotel tersebut tidak terlihat. Setelah kami memohon ampun kepada Allah, hotel yang kami cari sudah berada di depan kami bersimpuh," ujar salah seorang jemaah yang enggan disebutkan namanya kepada Tribun Batam (Tribun Network) di Mekkah, Rabu (8/8/2012).
Untuk itu, sebelum berangkat umrah atau haji biasanya para ustaz sudah menyampaikan nasehatnya sejak awal manasik (simulasi) umrah atau haji. Pada kesempatan itu, umumnya jemaah diminta untuk menjaga hati, pikiran, lisan, dan perbuataannya masing-masing selama berada di Tanah Suci. Salah satunya untuk membersihkan hati dengan memperbanyak salat taubat dan membaca istighfar.
"Oleh sebab mereka para tetamu Allah maka harus bersih lahir dan batinnya. Maka sebelum menjadi tamu Allah sebaiknya disucikan dulu. Di tanah haram tidak boleh mencampuradukkan dengan perbuatan yang dilarang syariat. Baitullah merupakan rumah Allah, tempat pendekatan diri kepada Sang Khalik, karena Kabah di bawah baital majmur langit ke tujuh," ujar Syukron Azis, ustaz asal Bone Sulawesi Selatan yang sudah 17 tahun bermukim di Mekkah Arab Saudi.
Baca Juga:
- Penembakan Halte Busway Bukti Banyak Senpi Beredar
- PAN Sediakan 50 Posko Mudik Lebaran
- Fans Hatta Radjasa Bagikan Takjil
- Polda Metro Jaya Dirikan 111 Pos Pengamadan Mudik
- PT Kereta Api Pastikan Tidak Jual Tike Mudik Lagi