"Guna memberi pelayanan terbaik untuk jemaah, kami mengadopsi pengelolaan di Masjidil Haram, Makkah, dan Masjid Nabawi di Madinah," papar Riza.
Fasilitas lain yang disediakan yakni eskalator. Alat ini dipakai untuk membantu jemaah yang sakit maupun lansia yang hendak melaksanakan salat di ruang khusus. "Al Jihad adalah satu-satunya masjid di Kalimantan yang memiliki eskalator," tandasnya.
Bukan hanya kenyamanan beribadah yang diperhatikan, jemaah yang sakit pun bisa berobat karena pengelola masjid menyediakan ruang khusus dan tenaga dokter.
"Pemeriksaan terhadap pasien dilakukan dua kali seminggu yakni Minggu pagi khusus perempuan dan malam Senin untuk laki. Pemeriksaan dan obatnya gratis," tandasnya.
Selama bulan suci Ramadan, lanjut Riza, pihaknya juga sangat selektif memilih imam yakni yang benar-benar hafal Alquran dan gaya bacaannya seperti di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
"Ini juga jadi salah satu daya tarik, sehingga jemaah yang datang selalu menyesaki Masjid Al Jihad, mulai lantai satu hingga lantai tiga. Jemaah yang datang pun meluber hingga ke halaman," sebut Riza.
Malam tarawih dan subuh juga diisi tausiah agama. Penceramahnya antara lain H Riza Rahman, H Umransyah Ali, Prof HA Khairuddin, H Sukarni, Ustadz H Mas'udi HS, HM Fauzi, H Ahmad Hadi Abwa, H Ridhani Fidzi, dan H Alwi Sahlan.
"Selama Ramadan, kegiatan majelis taklim maupun tausiah intensitasnya lebih 100 kali pengajian," pungkasnya. (ful)