Tak hanya itu ada satu menara setinggi 17 M2, dengan total keseluruhan bangunan seluas 974,65 M2.
Seperti dikutp dari web resmi masjidalazharsummarecon.com, Bangunan Masjid dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil yang menjelang selesainya pembangunan, terpilih menjadi Walikota Bandung.
Arsitektur dari bangunan itu merupakan perpaduan tradisional Timur Tengah dan arsitektur modern berbentuk minimalis.
Dari luar, bangunan Masjid seperti bangunan berbentuk kubus, atau kotak sederhana, tanpa kubah seperti lazimnya bangunan masjid.
Bahkan semula, menara pipih yang menjulang ke atas pun tanpa kubah, sehingga tidak terlihat sebagai bangunan masjid.
Namun atas usulan yang berkembang pada acara pemancangan tiang pertama, maka menara pipih itu diberi kubah kecil di bagian atasnya sehingga memudahkan orang untuk mengenalinya sebagai bangunan Masjid.
Padahal dinding Masjid yang berwarna merah bata itu didominir oleh karawang berbentuk kaligrafi Arab Khufi bertuliskan LAA ILAAHA ILLA-LLAH, MUHAMAD RASULULLAH. Dua kalimat persaksian, bahwa “Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah”. Karawang itu berupa GRC (Glass Fiber Reinforced Concrete) yang berfungsi sebagai ventilasi udara, sehingga udara di dalam Masjid menjadi sejuk.
Bangunan Masjid itu juga sangat terbuka.
Seseorang yang masuk ke Masjid, hanya melewati “pintu” berbentuk bulan sabit melingkar.
Sebuah pintu yang selamanya terbuka karena tidak ada daun-pintunya.
"Masjid Raya Al-Azhar, Sumarecon Bekasi. Karya tahun 2012. #HikmahRamadan #Masjid04," ujar ridwan kamil dalam akun instagramnya
Seperti dikutip dari Wikipedia, Urbane adalah perusahaan yang didirikan oleh Ridwan Kamil pada tahun 2004 bersama teman-temannya seperti Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja dan Irvan W. Darwis.
Reputasi Internasional sudah mereka bangun dengan mengerjakan projek-projek di luar Indonesia seperti Syria Al-Noor Ecopolis di negara Syria dan Suzhou Financial District di China.