Mimbar Masjid Laweyan ini bermotif batik. (TribunSolo.com/Bayu)
Di sana, dia turut mengajari penduduk lokal membatik.
"Masjid Laweyan pada saat itu tidak hanya untuk bersembahyang, tapi juga pusat pengembangan batik dan budaya Jawa," kata Sulaiman menambahkan.
Kala itu batik dan Islam sama-sama berkembang pesat di Laweyan.
Sekarang, Bandar Kabanaran berubah menjadi Kampung Batik Laweyan.
Mayoritas penduduknya masih beragama Islam.
"Bahkan Laweyan ini menyokong pergerakan nasional, seperti Sarekat Dagang Islamnya Samanhudi," ujar Sulaiman
BERITA REKOMENDASI