News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2017

4 Amalan yang Sangat Dianjurkan dalam Bulan Suci Ramadan

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Rasulullah SAW pernah meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Alquran baginya.

Ibnu Mas’ud berkata, “bagaimana aku bacakan Alquran sementara ia turun padamu?” Rasulullah SAW menjawab, “aku senang mendengarnya dari (orang) lain.”

Demi mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW menitikan air mata dan meminta Ibn Mas’ud untuk menghentikan bacaannya. Ayat yang membuat beliau SAW menangis adalah:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا (ألنساء 41)

“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad SAW) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)”. (QS An-nisa: 41)

Beliau SAW kemudian berkata, “siapa orang yang ingin membaca Alquran seperti saat diturunkan, bacalah sesuai bacaan Ibnu Umi Abdi (Abdullah bin Mas’ud)”.

Karena itulah, Khalid bin Walid, salah seorang sahabat Nabi SAW, setiap kali mengambil mushaf Alquran, ia menitikan air mata menangis seraya berkata, “Aku sibuk (hingga tak sempat membacamu) karena jihad”. Bayangkan, Khalid bin Walid menangis karena sibuk berjihad. Sementara kita?

Bagi kalangan awam, Ramadhan menjadi momen membaca Alquran, memperbaiki tilawah dan meluruskan ilmu tajwid. Karena semua itu jarang kita lakukan diluar bulan Ramadhan dikarenakan kesibukan kita yang padat.

Kedua: Ramadhan adalah bulan Qiyamul Lail.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

 “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari Muslim).

Maksud dari kata “qiyam Ramadhan” adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh para ulama. Pada mulanya, shalat taraweh ditunaikan sendiri-sendiri.

Rasulullah SAW khawatir, jika ditunaikan berjamaah maka hukumya akan wajib. Maka itu, beliau menunaikannya sendirian. Lalu, di zaman Umar bin Khattab, taraweh ditunaikan secara berjamaah mengingat orang-orang sudah mulai lengah untuk menunaikan taraweh karena sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini