TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Makan sahur merupakan sunah nabi sebelum menjalankan ibadah puasa.
Sebab itu makan sahur perlu menjadi perhatian kita yaitu bagaimana secara cerdas memilih makanan yang tepat untuk dikonsumsi tubuh agar puasa tetap prima, tanpa ada keluhan.
Makan sahur hanyalah perubahan waktu makan.
Kita tetap makan teratur sesuai kaidah Ilmu gizi, makan sehat, seimbang, higienis dan aman sehingga tubuh selalu fit dan fresh selama menjalankan Ibadah puasa.
Wahyu Hardi Prasetiyo SSTG MPH-GK, Ahli Gizi Klinik/Dietesion, menjelaskan, makan sahur adalah perubahan dari waktu makan pagi, sehingga tidak perlu dalam jumlah banyak.
Hanya dalam pembagiannya, makan utama sahur yaitu makan lengkap ada makan pokok atau penukar, lauk hewani plus nabati, sayur dan buah sekitar 25-30 persen dari total kalori.
Sekitar 30 menit kemudian boleh makan selingan berkisar 10-15 persen dari total kalori.
"Jadi makan sahur sangatlah berfungsi sebagai kalori untuk melakukan aktivitas kita pada jam berikutnya, antara lain persiapan melaksanakan ibadah, bekerja dan sebagainya," jelasnya.
Diperlukan asupan makan sahur yang komposisinya gizi seimbang untuk tubuh.
Contoh menu, makan sahur berupa nasi, ikan goreng, tahu bumbu, tumis cah sayuran, pisang Ambon.
Sedangkan untuk selingan, roti kukus dan teh manis.
Makanan yang dimakan hendaknya dalam keadaan hangat, karena dapat meningkatkan nafsu makan. Mengandung unsur komposisi gizi seimbang, aman, higeines.
Kurangi kandungan lemaknya, terutama lemak yang digunakan untuk media dalam pengolahan makanan untuk lauk dan sayuran.