"Kalau awal masjid ini kan dibangun oleh almarhum Habib Husein Bin Abu Bakar Alaydrus yang makamnya ada di dalam. Beliau wafat pada tahun 1756," kata Herman.
Pantauan TribunJakarta.com, di masjid ini terdapat dua buah makam yang dibalut kain berwarna hijau tempat para peziarah melakukan ritual mereka.
Satu makam yang lebih besar adalah makam Habib Husein, dan satu makam lagi milik muridnya Abdul Kadir.
Dikatakan Herman, Abdul Kadir merupakan seorang Tionghoa bernama asli Ne Bok Seng yang sempat diselamatkan Habib Husein dari tragedi pembantaian etnis Tionghoa pada abad ke-18 di sekitar wilayah Luar Batang.
Karena diselamatkan dari pembantaian, Ne Bok Seng akhirnya memutuskan untuk mengikut Habib Husein menjadi seorang Muslim dan merubah namanya menjadi Abdul Kadir.
"Karena beliau selamat maka masuklah beliau menjadi agama Islam. Nah ketika masuk menjadi agama Islam beliau berubaha nama menjadi Abdul Kadir Jailani," ujar Herman.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino
Berita ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Sekilas Kisah Masjid Luar Batang, Jejak Sejarah di Pesisir Utara Jakarta