"Jadi saya ingin belajar agama yang bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan waktu saya belum masuk Islam," ujar pria berkacamata ini.
Kemudian tak lama setelah dirinya mengalami keresahan itu, ayah tercintanya meninggal hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari agama yang cocok untuk dirinya.
Dalam pencarian tersebut, ia tak hanya mempelajari agam Islam saja, Ustaz Ku Wie Han mengaku mempelajari semua ajaran agama.
"Karena dulu saya sekolah nasrani, saya banyak belajar Al-Kitab seperti perjanjian lama, perjanjian baru dan saya pelajari semuanya," katanya.
Namun, niat untuk mempelajari ajaran Islam itu terbuka setelah bertemu dengan pamannya yang lebih dulu telah menjadi mualaf yakni H Muhammad Yamin atau Yong Yun Kyang yang tinggal di Sumedang.
Saat pamannya pulang dari Singapura, ia dibawakan sebuah kitab yang belum pernah ia baca sebelumnya atau kitab terakhir yang ia baca.
"Kitab itu judulnya dalam bahasa mandarin, ternyata Alquran. Waktu itu saya belum tahu itu Qur'an atau Islam kemudian saya pelajari," katanya.
Baca: Dosen Muda itu Batal Menikah Juni, Padahal Baju Pernikahan Sudah Diberikan kepada Calon Istrinya
Saat pertama kali membuka Alquran untuk dipelajari, ia mengaku membuka juz 30, tepatnya halaman terakhir yang isinya surat-surat pendek.
Kemudian ia tertarik pada satu surat yang judulnya Ike Lyang Se dalam bahasa mandarin atau dalam bahasa Indonesia keikhlasan dan itu merupakan surat Al-ikhlas.
Surat itulah yang membuat dirinya tertarik untuk masuk Islam.
"Ternyata isinya sangat luar biasa, hingga saya tertegun. Di situ dikatakan bagaimana Islam memperkenalkan Allah-nya, bahwa Allah itu satu Esa dan dijelaskan Esa itu segala sesuatu hanya bergantung kepadanya. Jadi tidak ada satupun yang tidak bergantung kepada dia (Allah)," jelasnya.
Dalam Islam khususnya pada surat tersebut, kata dia, ternyata Tuhan-nya dijelaskan sangat detail dan jelas, sehingga dirinya tertegun dan tertarik untuk menganut dan belajar agama Islam.
Kemudian pamannya memberikan petunjuk, dia disuruh menemui seorang ulama dan waktu itu ia belajar agama Islam di salah satu pondok pesantren persatuan Islam di Pajagalan, Kota Bandung.
Dalam proses belajarnya ia mengaku, pertama kalinya belajar tentang rukun Islam dan rukun iman kemudian semua tentang Islam.
Butuh waktu 10 tahun dirinya untuk memperdalam semua tentang Islam, hingga akhirnya dipercaya untuk menyampaikan atau berdakwah.
"Setelah lebih dari 10 tahun saya baru berani menyampaikan (berdakwah) sebelum itu hanya berani ke individu," ujar Ustaz Ku Wie Han.