Kondisi lapar bisa membuat orang menjadi tidak terkontrol.
Betapa banyak orang yang tega menyakiti atau membunuh orang lain karena dalam kondisi lapar.
Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits berpesan kepada juru adil (hakim) agar tidak memutuskan suatu perkara dalam keadaan marah.
Karena orang yang sedang marah sangat mungkin memutuskan perkara secara tidak adil.
"Janganlah seseorang mengadili dua orang yang bertikai sementara dalam keadaan marah." (HR Bukhari dan Muslim).
Imam Syafi'i ra berkata dalam kitabnya al-Umm (6/199), "Marah dapat mempengaruhi akal dan pemahaman."
Keadaan apa saja yang dirasakan seseorang dapat mempengaruhi akal dan pemahamannya, maka pada saat itulah seorang hakim tidak boleh memutuskan suatu perkara.
Jika ia merasakan sakit, lapar, cemas, sedih atau senang yang berlebihan akan mempengaruhi pikiran.
Nah, satu di antara penyulut kemarahan seseorang dipengaruhi oleh perutnya yang kosong.
Namun, bukan berarti saat memutuskan perkara seorang hakim dilarang berpuasa yang pastinya juga lapar.
Lalu apa perbedaan lapar karena telat makan dengan lapar karena puasa?
Letak perbedaannya ada pada "niat" (intention) yang harus dilakukan sebelum terbit fajar.
Niat adalah "nutrisi" spiritual bagi orang yang berpuasa. Dalam psikologi, niat menjadi kekuatan bagi tubuh.
Tak Pernah Kenyang
Niat dari hati dan pikiran, lalu menjalar ke seluruh sistem sel tubuh yang akan memberi kekuatan dari tarikan haus dan lapar.