“Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa”.
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”
[HSR al-Bukhari (no. 5763) dan Muslim (no. 2609)]
Oleh karena itu, terlebih di bulan puasa ini, kita dianjurkan untuk mampu mengendalikan hawa nafsu, seperti menahan amarah atau emosi.
"Sehingga, dapat disimpulkan bahwa puasa orang yang tidak mampu mengendalikan emosi itu tetap sah, tetapi tidak mendapat pahala. Bahkan, sebagian besar ulama mengatakan bahwa pahalanya akan hilang dari puasanya", terang Abdul Matin menutup pembicaraan.
(Tribunnews.com/Citra Anastasia)