News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2019

Dahulukan Menyantap Kurma Saat Buka Puasa, Ada Alasan Kesehatan di Baliknya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang Asri Solihat (23), melayani warga yang membeli kurma di jongko Nur Afie, Lantai B1 Pasar Baru Trade Centre, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Minggu (12/5/2019). Memasuki Ramadan 1440 H/2019 penjualan kurma di jongko ini meningkat dibanding Ramadan tahun lalu. Di jongko ini, dijual berbagai jenis kurma, mulai kurma Emirate, kurma Mesir, kurma Madinah, hingga kurma Tunisia, dengan harga jual mulai Rp 300.000 per dus (10 kg) - hingga Rp 350.000 per dus (10 kg). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

 TRIBUNNEWS.COM – Saat buka puasa, sebagai umat Islam kita diwajibkan untuk menyegerakan berbuka.

Tentu berbuka sebaiknya tidak dengan gorengan terlebih dahulu, atau dengan kolak terlebih dahulu.

Banyak yang menganjurkan dan mencontohkan berbuka dengan minum air putih terlebih dahulu, baru mengonsumsi makanan ringan lainnya, dan setelah itu makanan berat.

Tapi tidak sedikit juga yang menganjurkan dan mencontohkan, makan kurma terkebih dahulu, baru minum air putih, setelah itu baru makanan camilan lainnya

Tapi membatalkan puasa yang baik dan benar itu seperti apa?

Jadi iftar yang baik dan benar juga menyehatkan itu yang mana? Makan kurma terlebuih dahulu atau minum air putih dahulu?

Untuk menjawab hal ini, sebagai umat muslim kita sebaiknya mencontoh apa yang dilakukan oleh Rosul Allah, Nabi Muhammad SAW setiap kali beliau berbuka puasa.

Sebab dengan mencontoh dan melakukan apa yang Nabi Muhammad SAW, itu sama halnya dengan mengikuti sunnah dan memuliakan beliau.

“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum salat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air” - HR Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no. 1576). Dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil fi Takhrij Ahaadits Manaaris Sabiil IV/45 no. 922,

Melansir dari almanhaj.or.id, Ustadz Abu Kayyisa Zaki Rahmawan, menjelaskan mengenai hadis di atas.

Dianjurkannya untuk berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah), apabila tidak ada maka boleh memakan tamr (kurma kering), jika tidak ada pula maka minumlah air.

Aktivitas pedagang kurma saat merapikan beberapa jenis kurma yang dijual di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019). Selama bulan suci Ramadhan 1440 H permintaan kurma mengalami peningkatan hingga 50% dibandingkan bulan biasa. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan beberapa buah kurma sebelum melaksanakan shalat.

Hal ini merupakan cara pengaturan yang sangat teliti, karena puasa itu mengosongkan perut dari makanan sehingga liver (hati) tidak mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya ke seluruh sel-sel tubuh.

Padahal rasa manis merupakan sesuatu yang sangat cepat meresap dan paling disukai liver (hati) apalagi kalau dalam keadaan basah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini