Tidak terdapat hadits dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang shahih dan sharih (tegas), mengenai doa setelah salat Dhuha.
Adapun hadits dari Aisyah radhiallahu’anha:
صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم الضحى، ثم قال: “اللهم اغفر لي، وتب علي، إنك أنت التواب الرحيم” حتى قالها مائة مرة
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah salat Dhuha, kemudian membaca doa: /Allaahummagh firlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim/ (Ya Allah, ampunilah dosaku, dan terimalah taubatku, sungguh Engkau adalah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang)."
"Beliau ucapkan ini 100x” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no. 219, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad).
Yang rajih, ini adalah doa setelah salat secara umum, bukan hanya salat Dhuha.
Sebab disebutkan dalam riwayat lainnya secara mutlak:
قال: رَجُلٌ مِن الأنصارِ- إنَّه سَمِعَ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ في صَلاةٍ وهو يقولُ: ربِّ اغفِرْ لي -قال شُعْبةُ: أو قال: اللَّهُمَّ اغفِرْ لي- وتُبْ علَيَّ؛ إنَّك أنتَ التوَّابُ الغَفورُ، مِئَةَ مَرَّةٍ
“Seorang lelaki dari kaum Anshar mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setelah salat beliau berdoa: /Allaahummagh firlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim/ 100x” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dalam Musnad Ibnu Fudhail, dishahihkan Syu’aib Al Arnauth dalam Takhrij Musnad Ahmad no. 23150).
Namun andaikan seseorang mengamalkan doa ini setelah salat Dhuha, pun tidak mengapa.
Selama tidak berkeyakinan bahwa ini adalah doa khusus setelah salat Dhuha.
4. Keutamaan salat Dhuha
Salat Dhuha menggantikan kewajiban sedekah untuk semua persendian sebagaimana dalam hadits Abu Dzar di atas.
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghathafani, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: