Hidangan ini merupakan menu makanan tradisional yang selalu ada saat Lebaran, khususnya sejak hari ketujuh setelah jatuhnya 1 Syawal.
Selain digunakan untuk pendamping opor ayam, ketupat rupanya memiliki makna tersendiri.
Dalam tradisi Jawa yang kerap membangun simbol-simbol, ketupat atau kupat menyimpan makna simbolis yang berarti mengaku salah.
Kupat sendiri, adalah akronim dari Ngaku Lepat atau mengakui kesalahan.
Karenanya, dengan memberikan atau menghidangkan ketupat untuk orang lain, dapat dimaknai sebagai ungkapan pengakuan salah sekaligus permintaan maaf.
Baca: Dari Rendang Sampai Opor Ayam Picu Kolesterol Tinggi, Harus Segera Atasi!
3. Arti filosofis ketupat
Selain kepanjangan namanya, anyaman dan bentuk ketupat juga memiliki beberapa makna filosofis.
Bentuk ketupat adalah belah ketupat dengan empat sisi dan bermakna Kiblat Papat Lima Pancer dalam bahasa Jawa.
Kiblat Papat Lima Pancer ini berarti Lima Arah Mata Angin Satu Pusat.
Maksudnya adalah, semua arah yang mencakup Timur, Barat, Utara, dan Selatan memiliki satu pusat, yakni Kakbah.
Sehingga, makna lebih dalam berarti ke mana pun manusia melangkah ke berbagai penjuru mata angin, ia akan tetap kembali ke pusatnya, yakni Allah SWT.
Sementara itu, anyaman ketupat yang cukup rumit mencerminkan rumitnya perilaku dan dosa manusia.
Namun, ketika bungkus anyaman ketupat dibuka timbullah isi ketupat yang putih bersih.
Inilah yang melambangkan jiwa manusia yang kembali bersih seusai Ramadan dan bermaaf-maafan.
Baca: 5 Variasi Resep Opor Ayam Lebaran, Opor Ayam Cabai Hijau sampai Opor Ayam Jinten yang Kaya Manfaat