(Hadis Riwayat an-Nasa’i (4/145) dan Ahmad (5/270)
Makruf menerangkan, keberkahan adalah suatu kebaikan.
Dengan keberkahan itu, umat Muslim dapat menjalankan puasa secara baik pada esok harinya.
Seseorang yang berpuasa tidak akan kelaparan atau merasa kehausan jika sempat sahur.
"Sebaliknya, jika seseorang tidak makan sahur, hari akan dihabiskan dengan tidur siang."
"Selain itu, tubuh menjadi lemas, tidak bersemangat bekerja, dan kurang bergairah dalam menjalankan ibadah puasa," papar Wakil Rektor IAIN Surakarta tersebut.
Itulah mengapa, menurut Makruf, umat Muslim dianjurkan untuk makan sahur.
Baca: Quraish Shihab Jelaskan Anjuran Pelaksanaan Buka Puasa, Itikaf, dan Tadarus saat Pandemi Corona
Baca: Pentingnya Asupan Karbohidrat Saat Sahur
Sementara itu, sunnh dari makan sahur adalah mengakhirkan sahur.
Makruf mengatakan, sahur adalah sunah.
Untuk itu, ia mengingatkan agar umat Muslim tidak lupa melakukan hal wajib dalam berpuasa, yakni mengikrarkan diri untuk berpuasa pada malam hari.
"Maka, seperti yang biasa dilakukan di masyarakat, di musala, masjid, surau, saat kita selesai melakukan ibadah salat Tarawih di malam hari, kita bersama-sama membaca niat berpuasa. Itulah yang menjadikan puasa sah dan sempurna," ucapnya.
Dengan sahur, Makruf menegaskan, umat Muslim akan semakin mendapatkan keberkahan puasa di bulan Ramadan.
"Yang wajib kita tentukan adalah bagaimana kita menjalankan puasa dengan penuh semangat, gairah, dan keikhlasan untuk mencari rida Allah subhanallahu wa ta'ala," tutupnya.