News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Perahu Nabi Nuh Terhimpit Apartemen

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman atau yang dikenal dengan Masjid Perahu di Jalan Casablanca, Menteng Dalam, Jakarta, Selasa (28/4/2020). Masjid yang dibangun oleh KH Abdurrahman Massum tahun 1962 itu memiliki ciri khusus yaitu adanya bangunan berbentuk perahu di samping masjid yang digunakan untuk berwudhu dan adanya Al Quran raksasa berukuran 2 meter x 1 meter dengan ketebalan 30 sentimeter yang dikelilingi 16 batu giok koleksi sang pendiri masjid. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Rindang nan sejuk. Demikian suasana yang dihadirkan Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman yang berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (28/4) siang.

Akses menuju Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman agak sulit ditemukan. Posisi masjid terhimpit dua apartment yang menjulang tinggi ke langit. Masjid ini hanya bisa dicapai melalui dua jalur yang merupakan gang sempit yang berada di kawasan Casablanca, Jakarta Selatan. Satu gang dapat dilalui kendaraan roda dua, namun gang satunya lagi hanya untuk pejalan kaki.

Tribun masuk melalui gang sempit yang berada tepat di sebelah kanan salah satu mansion yang ada di Jalan Raya Casablanca. Gang tersebut untuk pejalan kaki yang menuju Masjid Al-Munada Baiturrahman.

Baca: Begini Cara Korea Utara Memilih Siapa yang akan Menjadi Pemimpin setelah Kim Jong Un

Di gang yang dilalui, terdapat sebuah gapura kecil lengkap dengan tulisan "Jalan menuju Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman" sebagai penanda. Gapura tersebut bercat hijau, yang sudah mulai terkelupas.

Jarak dari gapura menuju masjid sekiranya 100 meter dengan waktu tempuh sedikitnya 5 menit berjalan kaki. Siang hari di bulan Ramadan, Masjid yang telah berdiri sejak tahun 1960-an ini nampak sepi. Masjid dikelilingi pepohonan, membuat suasana begitu rindang dan teduh.

Gerbang pintu masuk Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman atau yang dikenal dengan Masjid Perahu di Jalan Casablanca, Menteng Dalam, Jakarta, Selasa (28/4/2020). Masjid yang dibangun oleh KH Abdurrahman Massum tahun 1962 itu memiliki ciri khusus yaitu adanya bangunan berbentuk perahu di samping masjid yang digunakan untuk berwudhu dan adanya Al Quran raksasa berukuran 2 meter x 1 meter dengan ketebalan 30 sentimeter yang dikelilingi 16 batu giok koleksi sang pendiri masjid. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Seorang pengurus yang mengenakan kaos coklat dan celana bahan warna hitam sibuk menyapu halaman masjid. Beberapa orang mengenakan seragam sekuriti beristirahat di pelataran masjid yang dingin.

Ada yang tertidur lelap, ada yang sekadar duduk dan mengobrol bersama, dan ada yang menunaikan ibadah Salat Dzuhur. Masjid Agung Al-Munada Baiturahman terkenal dengan sebutan Masjid Perahu.

Baca: Tak Gengsi Minta Makan, Dewi Irawan Pilih Tolak Tawaran Syuting Film Saat Wabah Demi Keselamatan

Bangunan berbentuk perahu yang berada tepat di samping masjid, seakan simbolis. Membuat nama masjid di Jalan Casablanca ini terkenal dengan sebutan Masjid Perahu.

Baca: Tegaskan Hengkang dari Ajax Amsterdam, Andre Onana Berpeluang ke Barcelona

Perahu yang ada di samping masjid, menurut ustaz Yono, salah seorang pengurus masjid, dibangun terinspirasi dari kisah Nabi Nuh. Yang menyelamatkan makhluk hidup di bumi dari bencana air bah menggunakan sebuah bahtera atau kapal raksasa. "Perahu juga melambangkan ajakan bagi umat muslim untuk terus bertakwa dan beribadah," Ustaz Yono menjelaskan.

Perahu dibangun bersamaan dengan pembangunan masjid bersejarah ini oleh KH. Abdurrahman Masum pada tahun 1960-an silam. Perahu tersebut menjadi tempat berwudhu bagi mereka yang datang untuk menunaikan ibadah salat.

Hal lain yang istimewa dari Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman yaitu keaslian bentuknya yang dipertahankan sejak pertama dibangun. Bila ada renovasi, hanya perbaikan pada properti masjid yang rusak.

Selain itu, di bagian dalam masjid terdapat sebuah Alquran terbuat dari kayu jati. Quran tersebut berukuran 2 x 1 meter, dengan tebal mencapai 30 cm dan dikelilingi 16 batu giok.

Baca: Suara Ribut Mendadak Hilang, Esoknya Jasad Suami Istri di Bekasi Ini Ditemukan Berdekatan

Sang pemilik masjid, lanjut Yono, mengoleksi batu giok terinspirasi dari hadist."Alquran dari kayu jati itu sudah ada di sini sejak tahun 80-an. Batu-batu itu juga dipilih karena pendiri masjid ini suka mengoleksi, terinspirasi dari surat Arrahman yang membahas soal batu permata dan marjan," ungkap Yono menjelaskan.

Selain itu di sekitar mimbar, tempat imam masjid berpijak, terdapat sejumlah ukiran khas Jepara. KH. Abdurrahman Masum berdarah Banten dan Cirebon. Namun, diungkap Yono bahwa semasa hidupnya, KH. Abdurrahman kerap ke Jepara.

Baca: Pasti Jatuh Cinta Sejak Suapan Pertama dengan Resep Udang Taoco Ini! Cocok untuk Menu Buka Puasa

"Di mimbar, tempat pijakan imam ada batu akik jenis black oval. Kita pengurus masjid tidak tahu dari mana saja asal batu-batu tersebut," kata Yono.

Di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jakarta, Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman sepi pengunjung. Aktifitas salat tarawih berjamaah ditiadakan sampai waktu yang belum ditentukan.

Orang-orang yang mengunjungi Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman hanya para pengurus masjid dan para pekerja yang kantornya berada di sekitar masjid. Aktifitas peribadatan dilakukan di rumah masing-masing.

Baca: Jokowi Bagikan Sembako untuk Ojol dan Warga, Istana Sebut Bentuk Empati, Presiden PKS Beri Komentar

Hal itu tercermin dari apa yang disaksikan Tribun saat waktu Salat Dzuhur tiba. Di mana jemaah yang hadir ke Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman sangat sedikit.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini