Jika awal Ramadhan jatuh pada Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 21.
Kemudian, jika awal puasa pada hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 27.
Apabila awal puasa jatuh hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 25.
Jika awal puasa adalah hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 23.
Syekh Abu Al Hasan sejak baligh hingga tua, ia selalu mengamalkan kaidah tersebut.
Hal itu dilakukan agar bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Lalu apa tanda-tanda Lailatul Qadar?
Dalam penjelasan Baidi, tidak ada penjelasan tegas dari agama tentang indikator terjadinya Lailatul Qadar.
Tetapi dalam berbagai riwayat dijelaskan ada tanda-tanda secara alamiah untuk malam Lailatul Qadar.
Pada saat turun Lailatul Qadar, di pagi hari atau malam hari cuaca sangat tenang dan udaranya segar.
Selain itu, di pagi hari sinar matahari cukup cerah dan tidak panas.
Baca: Malam Lailatul Qadar Dirahasiakan Turunnya, Ulama Punya Rumusan dan Prediksi Ramadan Tahun Ini
Bagaimana sikap kita sebagai umat Islam terhadap malam Lailatul Qadar?
"Karena tadi yang disampaikan adalah sebuah pendapat, maka lebih baik karena kita tidak tahu kapan Lailatul Qadar itu turun pasti itu kodrat Allah itu rahasia Allah SWT." Jelas Baidi.
Maka dianjurkan kepada kita 10 hari terakhir, terutama di malam-malam ganjil, kita disunahkan oleh Rasulullah SAW untuk menyongsong Lailatul Qadar dengan memperbanyak iktikaf, berdzikir, dan istighfar.
Dengan menyongsong Lailatul Qadar, Allah SWT telah menjanjikan ibadah yang lebih baik dari pada seribu bulan.
(Tribunnews.com/Yurika Nendri)