Pada tahun lalu, masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut juga harus ditutup selain karena pandemi, juga tengah dilakukan renovasi besar-besaran.
"Kita tidak melakukan acara buka puasa. Jadi, hanya dipakai salat Tarawih, salat 5 waktu, tidak ada buka puasa, tidak ada salat lain dan tidak ada sahur," kata Nasaruddin.
Itikaf Ditiadakan
Terpisah, Pengurus Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur meniadakan itikaf atau berdiam diri di Masjid dengan niat beribadah selama bulan Ramadan 1442 Hijriah akibat pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Peribadatan Masjid Agung At-Tin, Karnali mengatakan itikaf ditiadakan guna mencegah kerumunan warga di area Masjid yang dikhawatirkan memicu penularan Covid-19.
"Untuk tahun ini karena dilarang kerumunan dan berlama-lama di Masjid jadi sangat sulit untuk mengadakan itu, jadi kita mengimbau saja tidak mengadakan itikaf di sini secara resmi," kata Karnali.
Dalam pelaksanaan ibadah Salat Tarawih pun pengurus membatasi jemaah yang hadir dengan memberi jarak minimal 1 meter antar jemaah dalam satu saf sehingga kapasitas berkisar 1.500 jemaah.
Sementara jumlah rakaat Salat Tarawih yang sebelum pandemi Covid-19 dilakukan sebanyak 23 rakaat kini dikurangi menjadi 11 rakaat guna mencegah jemaah berlama-lama di masjid.
"Untuk kegiatan saat ini hanya tarawih, kultum. Ada iftar (buka puasa), tapi itu pun terbatas. Pembagian snack terbatas tidak seperti tahun-tahun lalu bisa sampai ribuan (porsi), ini hanya beberapa ratus saja karena memang begitu aturannya dalam Kemenag," ujarnya.
Baca juga: Masjid Istiqlal Tetap Gelar Salat Tarawih tapi Jumlah Jemaah Dibatasi
Karnali menuturkan pihaknya tidak membatasi jemaah berdasarkan asal domisili karena Masjid Agung At-Tin bukan berada di tengah permukiman, hanya jumlahnya saja agar tak berkerumun.
Para jemaah yang hendak beribadah di Masjid Agung At-Tin diimbau mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Jadi yang datang ke sini memang mereka yang niat datang. Kemungkinan ada dari luar kota juga karena ini akses mudah keluar masuk tol gampang. Jadi kita bebas saja tidak ada menanyakan KTP mana," tuturnya.
Karnali mengatakan pembatasan jemaah dilakukan dengan menerapkan jaga jarak 1-1,5 meter antar jemaah dalam satu saf saat pelaksanaan salat Tarawih.
"Kapasitas kita paling 1.500, itu setelah dibagi jarak. Insha Allah menampung. Memang ada pembatasan, cuman kita kan sulit membatasinya ketika orang sudah sampai. Alhamdulillah tempat kita luas," kata Karnali.