News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2021

Kisah Pengusaha Tionghoa Jusuf Hamka Penasaran Salat hingga Ucapkan Syahadat di Depan Buya Hamka

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengusaha kaya raya Jusuf Hamka yang juga merupakan seorang mualaf berdarah Tionghoa.

Alasan kenapa Buya Hamka memaksanya untuk masuk islam saat itu juga, karena ia takut akan dosa.

Semisal ada seseorang yang sudah berniat menjadi mualaf, tetapi malah ditunda-tunda dan terlebih dahulu meninggal, ia khawatir akan ikut berdosa.

Oleh sebab itu, Buya Hamka menganjurkan untuk Alun Joseph muslim detik itu juga. Hingga kini akhirnya dikenal dengan nama Jusuf Hamka.

Jusuf Hamka dan Masjid Babah Alun

Kecintaannya terhadap islam, rupanya membawa seorang Jusuf Hamka menemui nasib yang baik.

Siapa sangka, dahulu seorang anak 'jalanan' yang harus berjuang dalam mengarungi kehidupan kini berubah jadi pengusaha kaya raya.

Tak hanya berjualan es mambo waktu kecil, di sekitar tahun 1974, Jusuf juga pernah bekerja untuk sebuah usaha kayu di Samarinda.

Kala itu, ia juga tinggal dan tidur di atas rakit.

Bahkan diceritakannya, untuk makan sarden dan kornet pun terkadang ia tak ada uang.

"Kalau gak punya duit, saya modal sabun saya potong, lalu saya kasih pancingan. Saya lempar pancingannya ke deket jamban. Langsung dimakan, itu namanya ikan jamban. Tapi ya kami lapar, kita makan. Itulah hidup. Tidur bantalnya tas travelling saya, lalu pakai kelambu. Jadi seperti ini pasti ada kerjakeras," tuturnya.

Masjid Babah Alun Desari, masjid unik dengan bangunan bernuansa oriental. Arsitekturnya diambil dari akulturasi 3 budaya, yakni budaya Tionghoa, Arab, dan Betawi sebagai simbol keberagaman. (TribunJakarta.com/Pebby Ade Liana)

Kejujuran, semangat dan kerja kerasnya bertahun-tahun, membawa seorang Jusuf Hamka pada kesuksesan.

Dalam akun instagramnya, @jusufhamka, ia bercerita di tahun 1986-1989 juga sempat menyambi sebagai seorang sopir traktor pembuat jalan di desa Bukuan, Kecamatan Palaran, pinggir sungai Mahakam dengan gaji Rp 750 ribu per bulan.

"Namun atas dasar kehendak dan dengan gerak Allah SWT, Kunfayakun, si pembuat jalan tersebut saat ini telah dipercaya pemerintah sebagai pengelola Jalan Tol di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, alhamdulillah, rezeki anak soleh," tulisnya dalam postingan Minggu, (4/4/2021).

Tak ada yang menyangka, seorang anak 'jalanan' seperti Jusuf kini bisa menjadi seorang pengusaha kaya raya, seorang pemilik jalan Tol swasta.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini