Keberadaannya yang diperkirakan sebelum tahun 1700-an membuat masjid ini sentral dakwah pertama di Jakarta Timur.
"Ini sentral dakwah. Untuk Jakarta Timur ini masjid tertua. Dari 1700-an. Sebelumnya juga kemungkinan sudah ada," jelasnya.
Baca juga: Masjid London Sediakan Makanan Berbuka Puasa untuk Tenaga Kesehatan Selama Ramadan
Karena itu, banyak ulama yang datang silih berganti di masjid ini untuk mensyiarkan agama islam.
Selain itu, Rasyid menjelaskan mulanya masjid ini dicetuskan Datuk Umar.
Banyaknya pejuang pada masa itu, turut membuat masjid ini sebagai tempat mengatur strategi melawan Belanda selain untuk syiar islam.
Sebab makam Datuk Umar dan anaknya, Datuk Ali berada di dalam Masjid Jami Al Anwar.
"Tahun 50-an enggak ada Jakarta Timur adanya Jakarta Selatan Dua. Jadi dulu dibangun dan sederhana aja, seperti Masjid Demak karena ini memang Betawi, Demak dan Banten satu guru," jelasnya.
"Kemungkinan dibangun oleh keturunan atau trah-trah, baik Sultan Banten maupun Cirebon. Sampai tahun 60-an orang dari mana-mana, seperti Cawang, Kayu Manis, Pulogadung salatnya di sini," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Asal Muasal Nama Rawabangke Sebelum Dikenal Menjadi Rawabunga di Jatinegara