Seperti sewajarnya anak remaja yang tengah mencari jati diri, kala itu Sofian selalu dihantui rasa bingung dan bimbang.
Hingga disuatu ketika, ia mengaku ingin belajar salat.
Suatu hari ia datang dan meminta guru lesnya mengajarkan salat, namun enggan.
"Dia tau, di salat ada ucapkan kalimat syahadat. Secara gak langsung, saya sudah Muslim. Di sisi lain, dia tau anak almarhum (Haji Ramli) gak ada yang muslim dari lahir. Dia suruh saya tanya almarhum (ayah)," katanya.
Kala itu, Haji Rasidin bertanya kepada Sofian mengenai niatan dirinya ingin belajar salat.
Sofian berujar, ingin meminta hidayah atas kebimbangannya selama ini.
"Kata dia, kalau kamu mau cari hidayah, kamu zikir aja. Lalu saya diajarin. Almarhum ajarin saya, sebelum zikir baca niat. Niat kamu apa? Ingin cari hidayah agar diberi petunjuk. Ya sudah," imbuhnya.
Selama berbulan-bulan lamanya, Sofian mulai terbiasa dengan berzikir dan berdoa.
Sofian Rasidin, anak dari Haji Ramli Rasidin, berkisah tentang perjalanannya memeluk Islam dan bagaimana kekuatan doa itu berperan. (TribunJakarta.com/Pebby Ade Liana)
Lewat sebuah mimpi, Sofian mengatakan telah mendapatkan jawaban atas kebimbangannya selama ini.
Kala itu, ia mendapat sebuah mimpi sedang menempuh perjalanan dengan ke 4 orang temannya yang memiliki keyakinan berbeda-beda.
Mereka adalah pemeluk Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.
Namun di tengah perjalanan, mobilnya justru diterjang badai.
Di antara seluruh penumpang mobil, hanya ia yang berhasil menembus badai tersebut.