Pihaknya juga mengatakan, sebenarnya tidak ada penjelasan tegas dari agama tentang indikator terjadinya malam Lailatul Qadar.
Tetapi dalam berbagai riwayat dijelaskan secara alamiah, bagaimana malam mulia tersebut terjadi dengan tanda kondisi alam.
"Jika malam Lailatul Qadar turun, di malam itu cuacanya sangat tenang udaranya segar, di pagi hari sinar matahari cukup cerah tidak panas," ujarnya.
Baca juga: Kapan Nuzulul Quran, Malam 17 Ramadhan atau Lailatul Qadar?
Dr H Baidi mengatakan, malam Lailatul Qadar merupakan rahasia Allah.
"Maka dari itu, kita dianjurkan pada 10 hari terakhir Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil, kita disunnahkan oleh Rasulullah SAW untuk menyongsong Lailatul Qadar, yaitu dengan memperbanyak ibadah, itikaf, memperbanyak berdzikir istighfar," lanjutnya.
"Semoga 10 hari terakhir Ramadhan itu kita mendapatkan malam Lailatul Qadar, sebagaimana dijanjikan oleh Allah, di mana mendapat pahala lebih baik dari pada 1000 bulan."
"Oleh karena itu, mari kita berusaha meraih satu karunia Allah yang luar biasa dalam waktu 1 tahun sekali di bulan Ramadaa, terutama di 10 hari terakhir yakni malam Lailatul Qadar," tutupnya.
Berita soal Ramadhan 1442 H lainnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)