Artinya: Beliau, Radhiyallahu ‘anha berkata: "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah Lailatul Qadar. Apa yang mesti aku ucapkan saat itu?” Beliau menjawab,
”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).”
Selain doa tersebut, malam qadar juga bisa dihidupkan dengan memperbanyak dzikir dengan istighfar, ataupun bacaan lain seperti tasbih dan tahmid.
Amalan bagi Wanita Haid dan Nifas
Untuk seorang wanita yang sedang mengalami haid, bagaimana cara menghidupkan malam Lailatul Qadarnya?
Wanita yang sedang haid, nifas, dan musafir tetap bisa menghidupkan malam qadar.
Namun karena wanita haidh dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya.
Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Miftahulhaq, M.S.I mengatakan, seseorang yang tidak berpuasa karena kondisi yang dibolehkan oleh syariat tetap mendapatkan hak yang sama untuk bisa menghidupkan malam qadar.
Wanita yang haidh dapat membaca Al Qur’an tanpa menyentuh mushaf, selain itu juga bisa memperbanyak dzikir, memperbanyak istigfar dan mengucap doa.
"Orang-orang yang tidak berpuasa karena memang kondisi yang dibolehkan oleh syariat dia mendapatkan hak yang sama, selama dalam aktivitas kesehariannya dia tetap terus mendekatkan diri kepada Allah," kata Miftah.
"Bagi wanita haid, memang persoalan membaca al quran masih ada perdebatan mengenai boleh tidaknya, tapi kan kalau berdzikir tidak. Berdizkir, istighfar, tasbih membaca doa itu kan tidak ada larangan," terangnya.
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Secara tanda-tanda, kata Miftah, sangat sulit untuk mendeskripsikan bagaimana tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar, meski memang ada riwayat yang menyebut soal tanda-tanda Lailatul Qadar ini.
"Ini tidak bisa seperti melihat barang secara kasat mata karena ini sesuatu yang ghaib yang Allah anugerahkan kepada kita semua," jelasnya.