Niatan tersebut akan mengalahkan apapun godaan yang bisa mengalihkan istiqomah untuk membaca Al-Quran.
2. Jadikanlah membaca Al-Quran sebagai sebuah kebutuhan Kitab suci Al-Quran, bukan hanya bacaan biasa.
Ada banyak keutaamaan yang didapatkan bagi orang yang rutin membacanya, bukan hanya dari segi pahala.
Salah satu keutamaan Al-Quran adalah bisa jadi penyembuh sakit yang dibutuhkan semua manusia.
3. Bacalah Al-Quran dalam kondisi apapun.
Sesibuk apapun aktivitas, pasti ada saat istirahat.
Manfaatkan waktu istirahat tersebut untuk membaca Al-Quran.
4. Rutin membaca Al-Quran setiap selesai sholat.
Lantas bagaimana jika orang haid bisa khatam Al Quran?
Menurut penjelasan Buya Yahya melalui saluran Youtube Al-Bahjah TV, ada dua pendapat ulama terkait apakah seorang perempuan haid boleh membaca atau bahkan memegang mushaf Al-Qur’an.
Pertama, dalam mahzab Imam Syafi’I, hukumnya haram bagi perempuan haid untuk membaca atau memegang mushaf Al-Qur’an kecuali beberapa ayat tertentu yang biasa digunakan untuk dzikir, yaitu Al-Ikhlas, An-nas, Al-Alaq atau ayat Kursi yang dibaca sebelum tidur untuk perlindungan diri. Kemudian ayat-ayat yang digunakan untuk dzikir, misalnya lafads, laahualaa walakuata illa billah.
Baru boleh membaca A-Qur’an asal tidak mengeluarkan suara. Artinya di dalam hati, kata Buya Yahya.
Kedua, dalam mahzab Imam Maliki, seorang perempuan haid boleh membaca Al-Qur’an asal tidak bersuara tetapi tidak boleh memegangnya.
Memegang Al-Qur’an jelas tidak boleh karena itu sudah menjadi Ijtima Ulama (keputusan seluruh ulama).