Pemerintah Mesir sudah mulai melonggarkan aturan kepada warganya seiring kasus Covid-19 yang
melandai.
Ramadan tahun ini masyarakat menjalankan rutinitas hampir sepenuhnya normal.
Mulai dari buka puasa dan sahur bersama, salat tarawih serta pengajian-pengajian.
Bahkan Pemerintah membolehkan cafe-cafe, restoran buka sampai jam 2 pagi (waktu sahur), bahkan
delivery sepanjang waktu.
"Adapun kegiatan yang masih belum dibolehkan yaitu iātikaf atau berdiam diri di masjid. Setelah salat
tarawih masjid-masjid di seluruh Mesir akan langsung ditutup," urai Aji.
Aji menceritakan kegiatan khas Ramadan di Kairo yang tak luput setiap tahunnya adalah
maidaturrahman atau tenda-tenda di tepi jalan yang dekat dengan keramaian sebagai tempat jamuan
buka puasa gratis.
Menu makanannya yang diberikan beragam dari mulai roti, nasi, ikan hingga daging kambing.
"Siapa saja boleh ikut makan hidangan buka dengan gratis selama persediaan makanan dan minuman
masih cukup," terangnya.
Selain maidaturrahman, di jalan-jalan kota Kairo dapat dengan mudah ditemukan orang-orang yang
membagi-bagi takjil gratis kepada pengendara yang melintas.
Biasanya berupa kurma, jus kemasan dan air mineral.
Aji mengatakan kebiasaan warga Mesir yang paling kentara saat Ramadan adalah aktivitas mereka
yang bergeser ke malam hari, terutama bagi yang berjualan di toko-toko.
Pagi hingga siang pertokoan banyak yang tutup dan baru akan buka menjelang sore hari atau bahkan
setelah salat tarawih.
Kebiasaan tersebut disebabkan karena warga Mesir selama Ramadhan hampir tidak tidur pada malam
hari.
"Mereka biasanya baru tidur setelah salat subuh. Waktu malam digunakan untuk berkumpul bersama
keluarga di cafe-cafe dan taman hingga waktu sahur tiba," tutur Pakdhe Aji.
Sebaliknya dari sahur, untuk berbuka puasa warga Mesir lebih memilih di rumah masing-masing dengan
makanan buatan sendiri. (Tribun Network/Reynas Abdila)