"Tidak ada adzan ketika (salat) Idul Fitri dan juga idul adha. Lalu setelah sesaat aku tanyakan masalah itu. Dia memberitahuku bahwa Jabir bin Abdullah al-Anshari berkata bahwasanya tidak ada adzan untuk Salat Idul fitri ketika imam datang dan tidak pula ada iqamah, tidak ada seruan apapun dan waktu itu tidak ajakan dan tidak pula iqamah.” (HR. Bukhari).
3. Tidak diisyarakatkan salat sunnah, baik sebelum maupun sesudah Salat Idul Fitri.
Hal itu berdasarkan riwayat Ibnu Abbas:
"Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi saw salat dua rekaat pada hari raya idul fitri. Beliau tidak salat sebelumnya dan tidak pula setelahnya. Kemudian beliau mendatangi para wanita bersama Bilal, lalu memerintah mereka bersedekah.” (HR. Bukhari).
4. Memasang sutrah (pembatas) di depan imam Salat Idul Fitri.
Hal itu berdasarkan hadis riwayat Nafi' dari Ibnu 'Umar:
"Bahwa Rasulullah saw apabila keluar pada hari ‘Id, beliau memerintahkan untuk meletakkan tombak di depannya, kemudian beliau salat dan orangorang berada di belakangnya, dan ia melakukan hal tersebut dalam safar (salat shafar).” (HR. Bukhari).
5. Pelaksanaan Salat Idul Fitri yaitu sebanyak dua rakaat, dengan cara tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua.
Tidak ada bacaan-bacaan tertentu yang dituntunkan Nabi Muhammad saw di sela-sela takbir tersebut.
Hal itu berdasarkan hadis riwayat Katsiir bin 'Abdillah:
"Bahwa Nabi saw pada salat dua hari raya bertakbir tujuh kali untuk rekaat pertama sebelum membaca (al-fatihah) dan bertakbir lima kali pada rekaat kedua juga sebelum membacanya.” (HR. Tirmidzi).
6. Bacaan yang disunnahkan untuk imam Salat Idul Fitri pada rakaat pertama adalah Al-A'la dan pada rakaat kedua adalah Al-Ghasyiyah, atau Qaf wal Quranil Majid (surat Qaf) pada rakaat pertama dan Iqtarabatis Saa'ah (Al-Qamar) pada rakaat kedua.
Hal itu berdasarkan hadis riwayat Ibnu 'Abbas:
"Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi saw pada salat dua hari raya membaca Sabbihisma Rabbiukal A’la dan Hal Ataku Hadisul Ghasyiyah.” (HR. Ibnu Majah)."