News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2024

5 Teks Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit dengan Berbagai Tema

Penulis: Sri Juliati
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamaah menyimak kultum Ramadan yang disampaikan oleh KH Miftah Faridl seusai melaksanakan salat duhur berjamaah di Masjid Al-Ukhuwah, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/4/2022). Inilah 5 teks kultum Ramadhan singkat 7 menit dengan berbagai tema. Bisa dibaca setelah shalat Subuh, sebelum berbuka, dan antara shalat Isya-Tarawih.

Ramadhan adalah bukti cinta Allah. Bahagia bertemu dengan Ramadhan sama artinya dengan bahgia bertemu Allah. Konsekuensinya jelas, "Barang siapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan barang siapa tidak mencintai pertemuan denga Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya." (Arti HR Bukhari).

Bila kita cinta Allah maka kita harus menyambut apapun yang dating dan diserukan-Nya, termasuk Ramadhan. Dalam ihya ulumuddi, Al-Ghazali menyatakan adalah sebuah kebohongan besar bila seseorang mencintai sesuatu tetapi ia tidak memiliki kecintaan kepada sesuatu yang berkaitan dengannya. Al-Ghazali menulis " bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah SWT tetapi ia tidak mencintai rasul-Nya; bohonglah orang yang mengaku mencintai Rasul-Nya, tetapi ia tidak mencintai kaum fakir dan miskin; dan bohonglah orang yang mengaku mencintai surga tetapi ia tidak mau menaati Allah SWT."

Karena itu, Rasulluh SAW dan para sahabat selalu menyambut Ramadhan dengan suka cita. Bahkan sejak Rajab dan Sya'ban mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya. Termasuk dengan memperbanyak puasa dan amalan sunah lainnya. Siti Aisyah berkata, artinya "tidak pernah Rasulullah SAW berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan Sya'ban, da kalanya sebulan penuh hanya sedikit yang tidak puasa. (HR Bukhari Muslim)."

Tatkala cinta sudah berbicara, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bahagia menyambut Ramadhan. Tidak ada lagi keluh kesah menahan lapar, haus, dan semua keletihan tatkala menjalankan Ramadhan. Lewat cintalah semua yang pahit akan menjadi manis semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bahagia dan cinta dengan Ramadhan, dengan selalu memanfaatkan nilai-nilai ibadah, sehingga rahmat dan maghfirah Allah akan senantiasa kita peroleh.

sumber: Kemenag Sumsel

3. Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit

Mempertahankan Nilai-nilai Ramadhan

Allah SWT menyampaikan seruan khusus buat orang-orang yang beriman (mu'min) agar senantiasa memegang teguh prinsip-prinsip ketakwaan dan memperingatkan mereka agar tetap menjadi seorang muslim hingga datang kematian. Seruan-Nya termaktub dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 102 agar menjadi pegangan-landasan hidup guna meraih keselamatan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Kata haqqa tuqatih 'sebenar-benar takwa' mengisyaratkan kepada kita untuk memenuhi segala kewajiban takwa dan mengerahkan segala daya-kemampuan agar dapat melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya secara keseluruhan. Sementara kata tamutunna 'janganlah kamu mati' mengultimatum agar kita waspada sebelum datangnya kematian untuk senantiasa memeluk agama Islam dengan konsekuensi menjalankan syari'at.

Madrasah Ramadhan

Mari kita menjaga nilai-nilai Ramadhan yang telah banyak mengajarkan tentang amal shaleh yang mestinya terus kita jalankan. Ramadhan sebagai madrasah bagi orang-orang beriman menghasilkan beragam nilai-nilai yang positif bagi kehidupan. Bukankah goal 'tujuan akhir' dari kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk mencetak insan yang bertakwa? Tentu, jawabannya pasti "ya", karena dalilnya qath'iy yang bersumber dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.

Karena itu sekalipun Ramadhan berakhir, namun hak-hak Allah atas kita tidaklah ikut berakhir, kecuali dengan kematian. "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian)," firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Hijr ayat 99. Dengan bertakwa kepada Allah tidak terbatas ruang dan waktu: dimanapun dan kapankan tetap harus dijalankan. Di luar bulan Ramadhan kita harus tetap memperbanyak ibadah serta meningkatkan kualitasnya. Mempertahankan nilai-nilai yang baik -seperti qiyam al-lail (shalat malam), shaum (puasa), dan tilawah al-Quran (membaca, merenungi, dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran)- menjadi sangat penting dalam menyongsong masa depan yang gemilang.

Musibah terbesar dalam hidup ini adalah jika Allah berpaling dari kehidupan kita. Sungguh disayangkan jika Allah membiarkan kita melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Na'udzubillah, kalau kita disibukkan dengan hal-hal yang tidak berfaedah-bermanfaat. Ayo, kita segera kembali ke jalan Allah yang benar!

Amal Rutin

Rasulullah Muhammad SAW dalam Hadits Riwayat Bukhari Muslim mengajarkan kita untuk beramal secara rutin meski sedikit: ahabbu al-a'mal ila Allah adwamuha wa in qalla. Tentu ajaran ini mendorong kita untuk terus berbuat baik, walaupun sedikit dan kecil. Bisa jadi amal yang tampaknya 'sepele', namun bisa jadi memiliki dampak yang besar dan bobot yang berat. Hendaknya harus kita ingat, setiap amal landasannya adalah niat. Niatnya kita tujukan semata-mata mengharapkan ridha Allah Ta'ala. Jangan sampai kita beramal, tetapi tidak bernilai di sisi-Nya.

Segerakanlah diri kita untuk terus berbuat baik dan senantiasa berada dalam ketaatan: taat melaksanakan perintah dan taat menjauhi larangan. Dunia adalah waktu untuk beramal dan akhirat adalah waktu mempertanggungjawabkan amal. Mumpung masih ada kesempatan hidup di dunia, berbuatlah yang terbaik karena penyesalan selalu datang kemudian. Mumpung belum terlambat, bersegeralah kembali ke jalan Ilahi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini