Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendakwah Ustaz Adi Hidayat (UAH) menanggapi fenomena Supporters dan K-Popers maupun jenis kesenian lainnya.
Ustaz Adi Hidayat menekankan agar Muhammadiyah tidak melihat pada seni tapi produk apa yang dihasilkan.
Menurutnya, Muhammadiyah perlu memiliki panduan dalam menyikapi kemunculan fenomena ini.
Hal tersebut diungkapkan Ustaz Adi Hidayat dalam Pengkajian Ramadan 1445 H PP Muhammadiyah dengan tema “Pengembangan Praksis Dakwah Kultural: Supporters, K-Popers, dan Masyarakat Seni-Budaya,” di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Tangerang Selatan.
"Kita perlu gambaran umum seni budaya dalam Al-Qur’an sehingga Majelis Tarjih dapat menyikapi batasan yang haram dan halal. Spektrum panduannya saja sehingga praksisnya kita tahu," ujar Ustaz Adi Hidayat melalui keterangan tertulis, Jumat (22/3/2024).
Baca juga: Ustaz Adi Hidayat Raih Gelar Doctor Honoris Causa di Bidang Pendidikan dari UMJ
"Cukup butuh panduan untuk internal Muhammadiyah bagaimana beribadah dan berdakwah sehingga siapa pun bisa merasakan nikmat dari amal usaha Muhammadiyah,” tambah Ustaz Adi Hidayat.
Meski begitu, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa Alquran tidak menolak seni yang berarti Islam tidak anti dengan seni.
Dirinya menjelaskan gambaran umum terkait tuntunan tentang dakwah kultural seni budaya agar dapat menjadi basis dalam memutuskan batas-batas dalam berkesenian sehingga dakwah kultural dapat dilakukan sesuai dengan Alquran.
Baca juga: Ustaz Adi Hidayat Ungkap Mimpinya Lihat Pemuda Berenang dan Tersenyum, Teringat pada Sosok Eril
Ustaz Adi Hidayat mengajak peserta pengkajian untuk melihat Alquran Surat Asy-Syu’ara ayat 226 dan 227.
Pada ayat 226, Allah memberi hukum pada para pujangga yang menciptakan syair-syair yang sesungguhnya tidak dilakukan dan tidak dialaminya dalam artian bukan kejadian sebenarnya.
Namun pada ayat 227, Allah mengecualikannya bagi penyair beriman.
"Ayat ini sekaligus mengonfirmasi bahwa Islam tidak anti dengan seni. Karena seni itu produk budaya, dan budaya itu melekat pada manusia,” katanya.
Beberapa catatan yang menjadi syarat bahwa seni dan pekerja atau pegiat seni dibolehkan ialah yang memiliki iman dalam dirinya dan tidak memurtadkan jamaahnya.
Serta membuktikan imannya dengan membuat karya seni yang mengandung amal saleh yang mengajak untuk mengingat pada Allah, digunakan sebagai wasilah untuk menyampaikan risalah Islam.
“Orang-orang inilah yang akan dipuji dan ditolong oleh Allah SWT. Yang paling hebat adalah Alquran tidak menolak seni, tapi mengklasifikasikan karya seni. Yang ditolak itu adalah produk yang dihasilkan dari notasi itu,” ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Seperti diketahui, Ustadz Adi Hidayat merupakan Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari UMJ dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.