TRIBUNNEWS.COM - Inilah waktu yang tepat untuk melaksanakan iktikaf saat bulan Ramadhan.
Secara istilah, iktikaf adalah berdiam diri di dalam masjid untuk beribadah kepada Allah SWT yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu.
Para ulama sepakat bahwa iktikaf disyariatkan dalam agama Islam, baik di bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya.
Namun, iktikaf yang paling utama adalah pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Dilansir balitbangdiklat.kemenag.go.id, secara umum, kita boleh melakukan iktikaf kapan pun kita mau.
Meski begitu, khusus untuk 10 hari terakhir lebih ditekankan lagi kesunnahannya karena Rasulullah selalu melakukannya bahkan “mengqodho’nya” di tahun lain jika tahun sebelumnya beliau safar.
Hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
إِذَا كَانَ مُقِيماً اعْتَكَفَ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ وَإِذَا سَافَرَ اعْتَكَفَ مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ عِشْرِينَ.
"Nabi sallallahu alaihi wasallam beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan ketika dalam kondisi mukim. Apabila beliau bersafar, maka beliau beriktikaf pada tahun berikutnya selama dua puluh hari” (HR. Ahmad, no: 12036).
Kadang Rasulullah “mengganti” iktikafnya itu di bulan syawal.
Sementara itu, iktikaf bisa menjadi wajib jika dinazarkan.
Baca juga: Amalan Sunah yang Dilakukan pada Malam Lailatul Qadar, Perbanyak Ibadah hingga Iktikaf di Masjid
Umar radhiallahu ‘anhu, bertanya kepada Nabi sallallahu alaihi wasallam:
كُنْتُ نَذَرْتُ فِى الْجَاهِلِيَّةِ أَنْ أَعْتَكِفَ لَيْلَةً فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
“Pada masa jahiliyah, saya pernah bernazar untuk beriktikaf semalam di Masjid al-Haram.”
Maka Nabi sallallahu alaihi wasallam pun memerintahkannya untuk menunaikan nazar tersebut (HR. Bukhari, no: 1927).
Batas Waktu Iktikaf
Tidak ada batasan khusus dalam syariat tentang waktu iktikaf.