News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2024

Apa Itu Wujudul Hilal? Metode Penentuan Awal Bulan Hijriyah yang Digunakan oleh Muhammadiyah

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Masjid Al-Musari'in, Kembangan Utara, Jakarta, Minggu (10/3/2024). Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan 1 Syawal 1445 H.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah penjelasan tentang apa itu Wujudul Hilal dalam artikel berikut.

Diketahui, penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal di Indonesia setiap tahunnya masih ada perbedaan.

Berdasarkan penjelasan Mahkamah Agung RI di Aceh, penetapan awal Ramadan dan awal bulan Syawal ada yang merujuk pada pendapat Wujudul Hilal atas dasar Hisab (bulan sudah berada di atas ufuq).

Selain itu, ada juga yang merujuk pada pendapat Rukyatul Hilal (bulan berada di atas ufuq dengan ketentuan Imkanur-Rukyat).

Adapun dari kedua metode dasar dalam menetapkan awal Ramadan dan awal bulan Syawal di Indonesia khususnya, ketika hasil Ijtihadnya jatuh pada hari yang sama, maka tidak menimbulkan permasalahan di kalangan masyarakat.

Namun, jika hasil Ijtihadnya jatuh pada hari yang berbeda, dapat dipastikan menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat khususnya masyarakat awam.

Untuk itu, penetapan awal Ramadan dan awal bulan Syawal harus menunggu Keputusan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Lantas, apa itu Wujudul Hilal dan Rukyatul Hilal?

Metode Penentuan Awal Bulan pada Kalender Hijriyah

1. Wujudul Hilal

Wujudul Hilal merupakan kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan menggunakan dua prinsip, yakni:

  • Ijtimak (konjungsi) telah terjadi sebelum matahari terbenam (ijtima’ qablal qhurub); dan
  • Bulan terbenam setelah matahari terbenam (moonset after sunset).

Sehingga, pada petang hari tersebut dinyatakan sebagai awal bulan (kalender) Hijriyah, tanpa melihat berapapun sudut ketinggian (altitude) bulan saat matahari terbenam.

Kriteria ini di Indonesia digunakan oleh Muhammadiyah dan Persis dalam penentuan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha untuk setiap tahunnya.

Namun, mulai tahun 2000 Persis sudah tidak menggunakan kriteria Wujudul Hilal lagi, tetapi menggunakan metode Imkanur-Rukyah.

Hisab Wujudul Hilal bukan untuk menentukan atau memperkirakan hilal mungkin dilihat atau tidak, tetapi hisab Wujudul Hilal dapat dijadikan penetapan awal bulan Hijriyah sekaligus bulan (kalender) baru sudah masuk atau belum.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini