Laporan wartawan tribun jogja, Wilem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Setiap malam, Kepala
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengaku mengalami
kesulitan tidur nyenyak.
Matanya selalu terjaga. Tak jarang, lewat
tengah malam, ia masih saja mengangkat telepon wartawan yang
menginginkan informasi terkini mengenai aktivitas gunung.
"Pak
Surono pernah bilang sama saya, kalau dia susah sekali tidur nyenyak.
Paling cepat, dia tidur jam satu malam," kata Jono, sopir yang
mendampingi Surono selama sepuluh hari di Yogyakarta, Sabtu,
(13/11/2010), saat bincang-bincang di halaman parkir kantor BPPTK,
Yogyakarta.
Kebiasaan Surono itu ternyata sudah berlangsung
lama. Bahkan, ia susah tidur nyenyak bukan hanya saat bencana. Dalam
kondisi normal sekalipun matanya tetap terjaga. Mungkin, hal itu
menjadi konsekwensi pekerjaannya.
Sebagai Kepala PVMBG Surono
memiliki tanggung jawab besar terkait aktivitas gunung api di
Indonesia. Karena posisinya itu, ia merupakan satu-satunya orang yang
berhak menentukan status bahaya atau tidaknya sebuah gunung.
Keputusannya itu tentu saja sangat penting untuk keselamatan penduduk
di sekitar lereng gunung. Presiden pun ikut manggut-manggut dengan
keputusannya itu.
Oleh sebab itu, Surono nyaris tidak
memedulikan urusan pribadinya. Hidupnya seolah-olah didedikasikan untuk
pekerjaannya. Bahkan, tidak jarang, ia sampai lupa makan. Makanya, anak
buahnya acap kali mengingatkannya untuk mengisi perutnya dengan
makanan. Bayangkan saja, berangkat kerja pagi, pulang dini hari.
Kendati
pekerjaannya, menuntut hampir seluruh waktunya, Surono tidak pernah
mengeluh. Selama ada kopi hitam yang kental dan rokok kretek, ia tetap bekerja. "Fisiknya sangat kuat. Kalau mendampingi pak
Surono harus siap nggak tidur-tidur," kata Jono senyum.
Makanya,
sejumlah wartawan pernah mengomentari wajah Surono yang kusut. Matanya
kelihatan sayu. Tetapi hal itu sama sekali tidak mempengaruhi
konsentrasinya. Satu per satu ia menjawab pertanyaan wartawan.
Menurut
Jono, Surono sangat terbuka. Orangnya enggan menutupi informasi apapun
kepada wartawan terkait aktivitas gunung. Malahan, ia bersedia,
meladeni pertanyaan wartawan kapan saja.
"Kalau wartawan cari informasi
dari yang lain, dia takut informasinya malah salah. Makanya, dia merasa
harus terus meladeni pertanyaan para wartawan. Beliau selalu
mengedepankan informasi," terang Jono.
Mbah Rono Tiap Malam Sulit Tidur
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger