Laporan Kontributor Tribunnews.com, Chanry Andrew Suripatty
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Setelah semalam melakukan pertemuan tertutup selama empat jam dengan para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, paguyuban yang ada di Jayapura.
Dijadwalkan pagi ini Selasa (19/6/2012) Menkopolhukam, Djoko Suyanto, Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, dan Kepala BIN, Letjen TNI Marciano Norman dan rombongan akan melakukan pertemuan terbatas dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOMPIMDA) bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua.
Dalam pertemuan Senin (18/6/2012) malam di Swissbel Hotel Jayapura bersama para tokoh di Jayapura Menkopolhukam, Djoko Suyanto, Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, dan Kepala BIN, Letjen TNI Marciano Norman dan rombongan menegaskan bahwa kedatangan dirinya dan rombongan di Papua khusunya Jayapura tak hanya terkait serangkaian aksi penembakan yang selama ini terjadi.
Sesuai tugasnya di bidang Polkam, kehadirannya juga sebagai upaya menjalin komunikasi yang tak akan pernah usai diantara daerah dan pusat.
Djoko mengungkapkan dalam kurun waktu setahun ini ada tiga delegasi Papua diterima Presiden SBY di Cikeas – Bogor. Namun dalam pertemuan itu tidak terpantau oleh media. Pertemuan yang mereka lakukan sendiri sebagai upaya tindak lanjut agar tetap ada silaturahmi. "Pertemuan – pertemuan itu sangat penting. Jadi jangan hanya kaitkan dengan kejadian Papua, baru kami mau ke Jayapura dan peduli. Tetapi selama ini selalu kami jalin silahturahmi,"tegasnya.
Ia mengakui tak mudah menyatukan pandangan semua pihak untuk membangun Papua.
Pertemuan dengan para tokoh ini diharapkan bisa ditemukan bagaimana membangun Papua dengan menciptakan suasana yang aman dan damai.
Kepada pers di Jayapura semalam, Menkopolkam Djoko Suyanto didampingi Penjabat Gubernur Papua Syamsul Arief Rivai, Ketua DPR Papua John Ibo, Ketua MRP Timotius Murib, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menegaskan juga membangun Papua dengan damai harus melibatkan semua pihak yakni TNI/Polri, masyarakat dan pemerintah.
Kejadian di Waena, Perumnas III menurutnya hal itu harus menjadi konsen semua pihak untuk tidak menjadi terulang lagi di masa yang akan datang. Sebab rasa aman itu tidak tercipta hanya dari TNI/Polri saja tetapi semua elemen masyarakat itu harus dilibatkan untuk menunjang keamanan.
Untuk itu juga pendekatan yang dilakukan untuk Papua tidak hanya pendekatan fisik saja tetap juga melalui pendekatan,budaya, adat itu juga harus ada dan itu upaya komunikasi seperti ini yang harus juga dilakukan. Antara birokrasi daerah dan adat.
Dalam pertemuan semalam itu juga terungkap bahwa Pelaksanaan dari amanat UU Otsus Papua diakui masih belum sepenuhnya memenuhi harapan. Banyak indicator yang menyebabkan Otsus belum penuhi harapan. Tidak hanya pemerintah pusat tidak serius, karena kebijakan diberikan oleh pusat dan bagaimana pemerintah daerah yang mengelola Otsus itu juga memiliki peran yang sangat penting.
Sehingga harus ada sinergis antara pusat dan daerah. Tetapi yang banyak terjadi, seolah – olah otsus tak berhasil itu masalahnya berada di Jakarta.
Hasil diskusi semalam mengalir juga tataran yang di daerah sebab kewenangan otonomi khusus di daerah sangat kuat. Bagaimana mereka mendistribusikan para pimpinan daerah ini supaya pembangunan itu menyentuh masyarakat.
Baca juga: