60 Produsen Tahu Tempe Solo Kolaps
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ade Rizal
TRIBUNJOGJA.COM, SOLO - Sementara ketua RT 03 RW 03 Krajan, Mojosongo,
Aan Setyono menjelaskan hampir keseluruhan warga di Krajan
menggantungkan hidupnya dari produksi tahu dan tempe. Dari 120 kepala
keluarga (KK) di wilayah Krajan, 90 persen di antaranya, atau sekitar
seratus KK berprofesi debagai produsen tahu dan tempe. "Tahu dan tempe
ini ibaratnya penghidupan kami," katanya.
Dengan kondisi harga kedelai yang melambung saat ini, lanjutnya,
sebagian besar produsen tahu tempe di Krajan memutuskan untuk berhenti
berproduksi. "Saat ini paling tinggal 40 persen yang masih
berproduksi," katanya. Produsen yang masih berproduksi pun harus rela
pendapatannya berkurang bahkan merugi.
Di Krajan, tambahnya, tidak semua produsen memiliki pabrik sendiri.
Hanya sekitar 20 produsen yang memiliki pabrik, sementara sisanya
menyewa alat di pabrik untuk berproduksi. "Kalau buat yang punya
pabrik sebenarnya kenaikan harga ini tidak terlalu masalah. Tapi
produsen yang nggak punya alat produksi ini yang sudah pasti merugi,"
terangnya. Dalam sehari, setidaknya 6 ton kedelai diproses di Krajan
oleh para produsen tahu dan tempe tersebut.
Berita Terkait :
- THR Tenaga Kerja Paling Lambat Tujuh Hari Sebelum Lebaran 7 menit lalu
- Seekor Paus Terdampar di Pantai Pakisjaya Karawang 12 menit lalu
- Selama Ramadhan AP I Siapkan Takjil 28 menit lalu
- 12 Kios Pasar Wonorejo Pasuruan Ludes Terbakar 30 menit lalu
- Masruri: Bandara Pekanbaru Belum Lakukan Semua Perbaikan