Laporan Reporter Tribun Jogja, Ade Rizal
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Ratusan produsen tahu dan tempe di Krajan,
Mojosongo, Jebres, Solo terancam bangkrut jika tidak kunjung ada
langkah konkrit dari pemerintah untuk menurunkan harga kedelai impor.
Seorang produsen tahu dan tempe, Sunardi mengaku kenaikan harga
kedelai dari Rp 5 ribu menjadi Rp 8 ribu sangat memberatkan produsen.
"Kalau tetap begini terus ya kita bisa bangkrut," keluhnya saat tempat
produksinya dikunjungi Anggota DPR RI, Arya Bima, Kamis (26/07/2012).
Kesempatan bertemu dengan wakil rakyat itu pun dimanfaatkan Sunardi
untuk menyampaikan kegundahannya dan meminta pemerintah segera
memikirkan solusi menekan harga kedelai impor. Pasalnya, pihaknya
tidak mungkin menaikkan harga jual tahu tempe karena bisa dipastikan
tidak akan laku. "Harganya sekarang Rp 400,- kalau dinaikkan sedikit
saja konsumen sudah bengok-bengok. Dagangan kita nggak laku,"
keluhnya.
Untuk menyiasatinya, selama harga kedelai masih tinggi, dirinya
memperkecil ukuran potongan tahu dan tempe dagangannya. "Kalau dulu
satu blabag bisa jadi 80 potong tahu, sekarang ya kita bikin jadi 100.
Kalau yang blabag 100 kita bikin lebih dari 100 potong dengan kondisi
sekarang," katanya. Dengan cara tersebut, harga jual tahu dan tempa di
pasaran tidak naik meski keuntungannya juga tetap terpangkas.
Berita Terkait :
- THR Tenaga Kerja Paling Lambat Tujuh Hari Sebelum Lebaran 7 menit lalu
- Seekor Paus Terdampar di Pantai Pakisjaya Karawang 12 menit lalu
- Selama Ramadhan AP I Siapkan Takjil 28 menit lalu
- 12 Kios Pasar Wonorejo Pasuruan Ludes Terbakar 30 menit lalu
- Masruri: Bandara Pekanbaru Belum Lakukan Semua Perbaikan 1 jam lalu
Arti Hujjatul Islam, Gelar yang Diberikan kepada Imam Al Ghazali dan Ibnu Taimiyah Ulama Besar Islam
Soal Bahasa Inggris Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Chapter 2 Unit 1 My Favorite Food Halaman 59 - 60