News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tempe dan Tahu Hilang di Pasaran

'Begitu Ada yang Jual Tahu, Saya Langsung Borong'

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja di tempat pembuatan tahu, membereskan alat-alat produksi, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2012). Para produsen tahu yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha dan Pengrajin Tahu-tempe Indonesia (Hipertindo) akan melakukan aksi mogok produksi mulai tanggal 25 sampai 27 Juli 2012, sebagai respon dari melonjaknya harga kedelai impor selama 6 bulan berturut-turut, sejak Februari hingga Juli 2012.

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe memang sedang meroket. Persediaan tahu dan tempe di pasaran pun semakin terbatas karena sejumlah perajin tahu memilih untuk mengurangi jumlah produksinya atau berhenti sementara.

Namun, minat warga terhadap makanan berprotein tinggi ini ternyata semakin melonjak. Menghadapi kelangkaan tahu di pasaran ini, warga mulai berburu tahu dan tempe ke sejumlah tempat. Mereka tidak peduli walaupun harga tahu lebih tinggi dengan ukuran lebih kecil.

Eneng (42), ibu rumah tangga asal Kecamatan Kadungora, mengatakan mulai kesulitan mendapat makanan kegemaran keluarganya tersebut sejak Kamis (27/7/2012). Karena itu ketika melihat pedagang tahu keliling di kawasan Kecamatan Tarogong Kidul, Eneng langsung ikut mengerumuni penjual tahu bersama sejumlah warga lainnya. Eneng yang kala itu memiliki keperluan di kawasan perkotaan Garut ini pun langsung memborong dua keresek tahu.

"Di pasar dan warung sudah langka. Kalau pun ada, yang jualnya sedikit dan pasti cepat habis. Saya dan tetangga kesulitan cari tahu. Makanya, begitu ada yang jual tahu, saya langsung borong," kata Eneng saat ditemui setelah dirinya membeli tahu, Jumat (27/7/2012).

Menurut Eneng, tidak masalah jika tahu yang dibelinya berukuran kecil dan lebih mahal. Asalkan, ia bisa menyajikan tahu goreng sebagai menu wajib untuk berbuka dan sahur keluarganya. Untungnya, ukuran dan harga tahu yang dibelinya masih terbilang normal.

Pembeli lainnya, Nani (38), mengatakan tahu memang mulai langka di pasaran. Terlebih, kata kebanyakan ukuran tahu yang dijual sudah lebih kecil dan harganya mahal.

Pedagang tahu keliling tersebut, Wahid (38), mengatakan tahu yang dijualnya semakin cepat habis sejak beberapa hari lalu. Tahu yang dijualnya, kata Wahid, diproduksi perajin tahu di Kampung Nangewer, Desa Kersamenak, Kecamatan Tarogongkidul.

Para perajin tahu itu sebagian besar membuat tahunya dari kedelai persediaan saat harganya belum naik seperti sekarang. Karenanya, harga tahu yang dijualnya masih Rp 500 per potong.

"Pembeli inginnnya harga tetap. Tapi sepertinya setelah stok kedelai lama habis, harga tahu akan naik. Sekarang, kalau berangkat jam 05.00, nanti jam 11.00 tahu sudah habis. Itu juga diseling dua jam karena saya harus mengajar, " kata Wahid yang menjual 405 potong tahu setiap hari.

Berdasarkan pemantauan harga di Pasar Induk Guntur Ciawitali, harga kedelai mencapai Rp 7.700 per kilogram. Kenaikan harga ini membuat sejumlah perajin tahu dan tempe mengurangi produksinya. (sam)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini