TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
"Mataku perih banget Umi (Ibu). Tolong diplester. Periiiihh... Sakiiit, sakit sekali, Umi, ." Kalimat itu sering meluncur dari bibir bocah bernasib malang bernama Sayyaf Haidar Al Bahy, 2,8 tahun, penderita tumor ganas jenis sangat langka bernama Histiositosis Sel Langerhans (HSL) atau dalam istilah medis asing disebut Langerhans Cell Histiocytosis (LCH).
Sri Budiyanti, sang ibu yang biasa dipanggil 'Umi' itu tentu saja teriris-iris batinnya mendengar rintihan buah hati tercinta. "Sabar ya Nak, Allah (Tuhan) sama kamu, percayalah," bisik sang ibu sembari mengelus-elus kepala buah hatinya itu, Minggu (9/9/2012).
Akibat rongrongan tumor ganas LCH itu, bola mata Haidar sebelah kiri sampai menonjol keluar. Ini akibat pembengkakan tempurung kepalanya bagian atas. Karena matanya menonjol, praktis bola matanya tak bisa berkedip.
Karena itulah, mata anak ini sering terasa perih, apalagi tak bisa berkedip. Untuk meredam perih, bola mata kiri diplester atau diperban. Setiap hari plesternya diganti.
Tak hanya itu siksaan yang diderita si bocah. Anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Syafrizal dan Sri Budiyanti itu sering panas dan demam. Postur tubuhnya makin kurus saja karena susah makan akibat nafsu makan turun drastis. Sementara kepalanya makin membesar karena pembengkakan.
Tak kurang biaya Rp 50 juta sudah habis-habisan keluar untuk pengobatan di berbagai rumah sakit, mulai dari Rumah Sakit International Bintaro, Rumah Sakit Bunda Dalima di Bumi Serpong Damai (BSD), Rumah Sakit Mata Aini, hingga ke Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta, tapi belum membuahkan hasil menggembirakan.
"Anak saya sampai ketakutan tiap kali ketemu dokter atau masuk rumah sakit. Sebab, dia merasa dipaksa disuntik, ditancapi jarum infus di sana-sini. Sudah begitu, hasilnya sampai kini belum kelihatan. Malah tambah parah begini," tutur Syafrizal, ayah Haidar, kepada Tribunnews.
Syafrizal bertutur, tumor yang diderita anaknya memang jenis sangat langka. Tumor jenis Histiositosis Sel Langerhans ini tidak menyerang di satu titik organ tubuh, seperti kebanyakan tumor lain, tapi menyerang merata di seluruh tubuh.
"Karena itu, anak saya sering kesakitan di semua organ tubuh. Kadang kaki kiri, kadang punggung, sekarang matanya," sambungnya.
Obat pereda nyeri yang diberikan selama ini makin tak mempan, karena Haidar tetap mengeluh sakit. Mau tak mau, obat pereda nyeri diganti Novalgin yang berdosis tinggi. "Awalnya diberikan delapan jam sekali. Tak mempan, dikasih enam jam sekali. Masih tak mempan, sekarang ditingkatkan tiap empat jam sekali," ujarnya.
Tak kurang 10 botol Novalgin sudah dihabiskan Haidar, tapi ya sekedar menghilang sakit, tapi tak menyudahi tumornya.
Kini kedua orangtua pasrah. "Kalau ada pembaca Tribunnews mengetahui informasi berobat penyakit langka ini, mohon informasikan pada kami," pinta Syafrizal.
Anda terketuk untuk membantu kesusahan bocah malang ini dan kesedihan kedua orangtuanya? Silakan menghubungi Ibu Sri Budiyanti di nomor 021 7080 6017 atau nomor 0812 8600 8489.
Info untuk pengobatan si bocah bisa dialamatkan ke email rizal6372@gmail.com.
Sementara uluran tangan berupa uang bisa lewat rekening BCA Cabang Utan Kayu atas nama Syafrizal di nomor rekening 5800028207. Insya Alloh, uluran tangan Anda membawa berkah baik yang menerima maupun yang memberikan. Allahumma amin. (Agung Budi Santoso)