TRIBUNNEWS.COM,SOLO – Setelah meluncurkan kembali mobil Esemka pada 10 November lalu, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) pemegang merk mobil Esemka melakukan verifikasi ulang.
Verifikasi itu pada para pemesan Esemka Rajawali (jenis sport utility vechichle) dan Esemka Bima (pick up). Langkah ini dilakukan karena pemesanan sebelumnya hanya sebatas lisan saja hingga belum jelas.
Sejak diluncurkan kali pertama, jumlah pemesan Esemka mencapai 12 ribu orang. Humas PT Solo Manufaktur Kreasi Dwi Budi Martono mengatakan, verifikasi ulang dilakukan dengan meminta para calon pembeli untuk mengisi kembali formulir pemesanan.
“Sudah ada 500 pesanan lagi yang sudah mengisi formulir saat pameran Esemka di Solo Techno Park kemarin,” katanya, Senin (12/11).
Namun, beberapa orang peminat mobil rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu ada yang langsung menghubungi Direktur PT SMK Sulistyo Rabono dan Penanggung Jawan Produksi, Joko Sutrisno.
Hingga kemarin, sudah ada sekitar 2 ribu unit mobil Esemka yang sudah dipesan. Para pemesan sudah berkomitmen untuk menyerahkan uang tanda jadi Rp 2 juta.
“Ini adalah salah satu syarat pemesanan. Harus bayar tanda jadi Rp 2 Juta,” kata Dwi.
Sebagian besar pemesanan adalah pelaku usaha kecil dan koperasi. Tak hanya uang tanda jadi, calon pembeli juga harus menyerahkan uang muka. Besaran uang muka tersebut adalah 30 persen dari harga mobil. Direktur PT SMK Sulistyo Rabono menambahkan, harga jual Esemka Rajawali sebesar Rp 130 juta hingga Rp 140 juta.
Sementara Esemka Bima dibandrol Rp 80 juta per unitnya. “Assembling line akan selesai pada kuartal pertama 2013, enam bulan kemudian mobil sudah selesai dirakit,” katanya.
Mobil Esemka rencananya akan diproduksi di Solo Techno Park dan sebuah pabrik yang menjadi rekanan PT SMK di Cikarang, Bekasi. Sulistyo melanjutkan, untuk tahap awal ini jumlah produksi per bulan adalah sebanyak 10 hingga 20 unit mobil.
Jumlah itu akan ditingkatkan pada bulan-bulan selanjutnya sehingga minimal bisa memproduksi 200 unit mobil Esemka dalam waktu sebulan. “Produksi akan terus ditingkatkan seiring banyaknya jumlah pesanan yang masuk,” katanya.
Agar lebih mempermudah produksi, rencananya akan dibuat pabrik perakitan Esemka di Solo. Sulistyo mengaku telah melakukan survey disejumlah lokasi. Ia mengincar lahan seluas 10 hektare yang ada di Boyolali. Jika tak ada halangan, pabrik itu akan mulai dibangun pada awal 2013 mendatang.
“Pabrik ini akan membantu kapasitas produksi Esemka sekaligus menyerap tenaga kerja dari Solo dan sekitarnya,” ujarnya. (dik)