News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Andi Mallarangeng Tersangka

Siswa SD Juga Tahu Kasus Hambalang

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, tampak mangkrak, Minggu (9/12/2012). Proyek ini menjerat Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dinyatakan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. ----------------Warta Kota/alex suban

TRIBUNNEWS.COM,SOLO – Puluhan poster berceceran di jalan Slamet Riyadi saat Car Free Day (CFD), Minggu (9/11/2012). Poster itu dibuat oleh warga Solo mulai dari anak-anak hingga dewasa menyambut Hari Antikorupsi 9 Desember.

Banyaknya korupsi bahkan membuat seorang siswa SD menuangkan kasus Hambalang dan Century dalam sebuah gambar.

Dari sisi barat di bawah jembatan penyeberangan, sejumlah poster dari berbagai komunitas kartunis Solo dipamerkan. Ada gambar drakula menghisap darah berupa uang, maling berdasi digiring polisi, hingga mantan Menpora Andi Malarangeng yang terpelesat pohon Hambalang. Sedikit bergeser ke timur, ada puluhan siswa SD yang sibuk menggambar poster.

Mereka menuangkan ide mereka tentang antikorupsi ke dalam sebuah kertas putih polos. "Ini gambar tiga orang koruptor yang mengambil uang di bank," kata Nissa Ardi, siswa asal SDN 5 Kestalan yang ikut menjadi peserta. Bocah 9 tahun itu tampak tak kesulitan menuangkan ide dipikiran ke dalam sebuah gambar.

Meski masih duduk di bangku sekolah dasar, Nisa rupanya tahu berbagai kasus korupsi di Tanah Air. Satu per satu ia menamai tiga koruptor yang ada digambar tadi. Sisi paling kiri ia tulisi sebagai koruptor kasus Bank Century.

Sisi tengah ia beri nama sebagai tersangka kasus Hambalang, sedangkan sisi paling kanan adalah koruptor Simulator SIM. "Korupsi itu tidak baik," katanya sambil menuliskan kalimat tersebut di poster.

Koordinator pameran Is Ariyanto total ada sebanyak 40 karya kartunis di ruas Jalan Slamet Riyadi yang merupakan interpretasi antikorupsi. Para seniman di dua aliran itu berasal dari Solo, Yogyakarta, Bandung, hingga Jakarta.

“Kartunis juga geram dengan perilaku korupsi yang sudah sangat parah di Indonesia. Karya-karya kami adalah bentuk luapan kekecewaan dan kritikan,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini