TRIBUNNEWS.COM,GARUT--Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengunjungi sentra kerajinan kulit Sukaregang, Garut. Setelah berdialog dengan para pengrajin, ia menemukan permasalahan limbah yang belum tertangani maksimal.
Heryawan pun berencana segera menurunkan tim pengkaji dan penanganan limbah.
"Ada dua kesepakatan dari pertemuan tadi. Pertama, bersama-sama memajukan industri kerajinan kulit. Kedua, bersama-sama menangani limbah yang semakin banyak," jelasnya setelah berdialog dengan para pengusaha dan pengrajin kulit Sukaregang, Garut, Kamis (3/1).
Tim yang akan diturunkan nantinya akan mengkaji berapa Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) yang dibutuhkan; mencari titik ideal lokasi Ipal. "Termasuk mengevaluasi Ipal yang sekarang sudah ada tapi belum maksimal," katanya.
Selain Ipal, yang tak kalah pentingnya adalah pembuatan standar aturan operasional dan sanksi yang disepakati bersama. "Jadi kalau ada dari mereka yang melanggar aturan itu, ya harus disanksi," tandasnya.
Permasalahan limbah yang kini dihadapi industri kerajinan kulit, bagi Aher, merupakan pertanda kemajuan industri. Ketika beberapa tahun lalu ia ke sana, masalah yang dihadapi pengrajin adalah permodalan.
"Dulu soal kesulitan modal, belum ada nih toko-toko di sepanjang jalan ini. Kini sudah maju, masalahnya limbah. Kita harus selesaikan juga," jelas Aher di area pertokoan Sukaregang.
Dalam kesempatan itu juga Aher berbelanja beberapa hasil kerajinan, seperti tas, sepatu, dan dompet. Baginya sepanjang sebuah produk ada di dalam negeri, maka ia lebih senang menggunakan produk dalam negeri ketimbang impor.