TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Bulan pertama tahun 2013 ini, kantor pelayanan PT PLN di tingkat rayon ramai didatangi pelanggan listrik.
Jumlah tagihan listrik mereka naik, bahkan meningkat beberapa kali lipat dari tagihan bulan sebelumnya. Kendati protes, pelanggan diminta tetap bayar lunas. Jika tidak, listrik akan diputus.
Seperti hari ini, Selasa (15/1/2013) di Rayon Sukarami, ada 20 pelanggan yang pagi-pagi menyatakan keberatan dengan tagihan PLN yang dinilai pelanggan naik hingga 500 persen.
Misalnya, Iwan Syahputra (38), warga Rt 73/01 Kelurahan Talangkelapa ini mengaku kaget bercampur bingung saat akan membayar listrik sebesar Rp 3,6 juta.
Padahal, di tagihan sebelumnya hanya Rp 279 ribu dan terakhir membayar Rp 540 ribu. Keterkejutan yang sama juga dialami keluarga Fauzik. Mereka harus membayar Rp 3 juta. Biasanya, listrik yang dibayar Rp 400 ribuan.
Hal senada juga dialami Zulkarnain, yang mengaku harus membayar Rp 1,4 juta tagihan Desember lalu. Karena tidak mau repot, dengan terpaksa, ia pun membayarnya. "PLN masih monopoli listrik, jadi semau-maunya tanpa mengkoreksi pelayanan yang diberikan," katanya kepada Sripoku.com.
Nota keberatan juga disampaikan Iwan Syahputra, ia menolak beban kesalahan petugas Pencatatan Meter (Cater) menjadi beban pelanggan.
Hambali (32), pengojek yang biasa mangkal di Jl Kebun Bunga yang terlihat syok berat. Ia pusing tujuh keliling harus membayar listrik Rp 4 juta. "Gimana mau bayar, untuk makan saja susah," katanya. (Sriwijaya Post/Husin)
baca juga: