TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Teten Masduki mengungkap, tahun 2019 akan mengalami pergantian generasi politik. Generasi politik baru yang sebagian besar dilahirkan dari rahim reformasi.
Teten memperikarakan, karakter pemimpin seperti Jokowi yang akan muncul. Hal ini akan menentukan dinamika politik setelah reformasi, apakah mereka akan membuat terobosan pemikiran-pemikiran atau hanya akan melanjutkan produk-produk masa lalu.
"Siapapun yang memenangkan 2014 akan menjadi pertarungan untuk 2014. Disitu akan dilihat apakah pemuda akan eksis atau hanya sebagai penumpang atau pengikut saja. Ini masalah krusial bagi pemuda saat ini," ujarnya dalam rilisnya kepada Tribun, Minggu (20/1/2013).
"Karena itu anak muda sekarang harus segera mengambil peran, sikap dan membangun legitimasi di masyarakat. Kalau tidak punya legitimasi di masyarakat maka dipastikan dari segi pemikiran di 2019 nanti tidak akan terjadi. Membangun jati diri membangun eksistensi dirinya di masyarakat, di politik. Pemuda harus berani mengambil sikap untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini," tambahnya.
Teten kemudian menekankan, salah satu persoalan penting adalah demokrasi. Demokrasi ini, imbuhnya, memang menjadi masalah kita saat ini' sistem demokrasi yang dibangun belum melahirkan perubahan bangsa dan kepentingan rakyat. Demokrasi hanya dimiliki partai-partai dan anggota dewan.
"Akibatnya kepentingan masyarakat terabaikan dan pada akhirnya rakyat menjadi antipati terhadap partai," tegasnya.
Kalau ini dibiarkan, jelasnya lagi, maka ini akan menjadi berbahaya, karena pemerintah tidak punya legalitas dan kemampuan untuk memerintah rakyatnya sendiri. Ini yang harus dipikirikan bersama oleh pemuda.
"Sudah saatnya anak muda memiliki indentitas politik sendiri, anak muda harus memutus identitas politik masa lalu untuk melakukan perubahan," imbuh Teten.