Laporan Wartawan Tribun Medan, Adol Frian Rumaijuk
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tewasnya AKP Andar Yonas Siahaan, Kapolsek Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun meninggalkan kenangan manis bagi istri dan anak-anaknya. Setiap kali pulang ke rumahnya yang berada di Jl Pintu Air IV Gg Kelapa Kelurahan Kuala Bekala, Kecamatan Medan Johor selalu mengutamakan bersama dengan anak-anaknya.
Seperti dituturkan istrinya Velegia Situmorang dalam isak tangisnya di hadapan jenazah suaminya yang telentang di rumah duku, Kamis (28/3/2013).
"Banyak kali kenangan manis kau buat, Pak. Saat aku ulang tahun, dibelikannya HP, kecamata. Manja kali aku dibuatnya ini," ujarnya sambil menangis terisak.
Pria yang pernah bertugas di Polres Tapanuli Utara ini juga dikatakan orang yang baik. Tidak pernah mengeluarkan suara keras atau marah di rumah.
"Ditinggalkan aku Eda, nga lao be ito mi naburju i (ditinggal aku, sudah pergi abangmu yang baik itu)," ujarnya.
Ia juga menolak kain penutup wajah suaminya dibuka, hanya akan menambah trauma anak-anaknya.
Luka akibat benturan benda keras di bagian kepala dan wajah korban mengenaskan. Wajah tidak mudah dikenali lagi. Akibatnya, keluarga memilih untuk menutup bagian kepala jenazah dengan kain agar tidak terlihat.
"Biar foto nya saja dilihat, hancur sudah semua badannya itu," ujarnya.
Velegia setiap suaminya pulang dari tempat bertugas, masih akan sampai ke rumah sudah dipesankan agar dibuatkan kopi. Setiap malam, Andar juga mengirimkan pesan singkat kepada istrinya meminta doa restu.
"Tadi malam kami masih baru teleponan. Mana HP mu pak, biar ada aku lihat," katanya.
Dalam seminggu terakhir, kelopak mata Velegia juga berkedip-kedip. Ia tidak mengerti apa maksudnya, dan malam itu juga ia bermimpi dalam sebuah acara pesta yang luar biasa meriah.
Sambil menangis, mengisi waktu, anaknya duduk mendampinginya sembari memegang tangan ayahnya dalam peti jenazah.
Saat seorang kerabat menanyakan tentang foto Andar yang ditaruh di bagian atas kepala jenazah, Velegia mengaku dirinya yang memotret suaminya saat akan berangkat ke kantor. Dan mereka bergantian saling foto. "Ganteng kali senyum mu itu pak. Memang ganteng nya semua marga Siahaan, katanya," kenangnya.
Setiap Andar pulang dari Simalungun, ia selalu menyapa ketiga anaknya. Terutama anaknya yang paling besar, Stepanie Siahaan (21), yang dikatakan mirip dengannya. Sementara putranya Daniel BG Siahaan (16) dikatai mirip orang India sebab hidungnya mancung. Dan satu lagi putrinya Setia Lestari Siahaan (17).
"Mirip kali kau boru sama bapak ya. Ganteng kali kau anak ku, hidung mu mancung seperti India kau," kata Velegia menirukan perkataan suaminya untuk anak-anaknya.
Tak henti-hentinya ia menceritakan kenangannya bersama suaminya. Juga yang tak pernah lupa membawakan oleh-oleh setiap kali datang dari mana pun.
"Baik kali ini, sepatuku pun nanti disemirnya kalau mau bepergian aku. Manja kali kami dibuatnya ini," ujarnya.
Suaminya juga seorang dermawan, tidak bisa melihat orang lain susah. Seperti saat melihat para tukang becak, kalau menaiki becak ongkosnya selalu dilebihkan.
"Asal sudah ada rumah, anak-anak sekolah, itu saja sudah cukup ma. Kalau kita menerimaberkat dari Tuhan, orang lain juga harus menerima berkat itu," ujar Velegia menirukan perkataan sang suami yang juga tidak pernah melewatkan jadwal ibadah dan latihan koor. (afr/tribun-medan.com)